Maria Ressa Cerita Detik-detik Dikabarkan Pemenang Nobel Perdamaian 2021

Reporter

Tempo.co

Kamis, 14 Oktober 2021 11:30 WIB

Maria Ressa selama pembukaan "70th World News Media Congress and 25th World Editors Forum" di Cascais, Portugal, 6 Juni 2018. [The European Sting]

TEMPO.CO, Jakarta - Maria Ressa, 58 tahun, wartawan senior dan salah satu pendiri Rappler sebuah media di Filipina, menceritakan detik-detik saat dia diumumkan sebagai pemenang Nobel bidang perdamaian 2021. Nobel adalah salah satu penghargaan paling bergengsi di dunia dan pemenang Nobel berhak atas hadiah uang Rp 16 miliar.

Ressa mengatakan ada sekitar 300 nominator di Nobel bidang perdamaian. Mereka yang akan lolos sebagai pemenang, akan mendapat telepon 2 atau 3 jam sebelum pengumuman siapa pemenang Nobel perdamaian.

“Ketika itu, saya sedang duduk di depan komputer dan saya lihat telepon saya berdering. Saya blank, bengong, saya tak tahu apa yang harus saya katakan. Saya pun sampai sekarang masih memproses apa yang telah terjadi,” kata Ressa dalam acara A Conversation with 2021 Nobel Peace Prize Laureate Maria Ressa, Founder and CEO Rappler, yang diadakan oleh IDN Times secara online, pada Kamis, 14 Oktober 2021.

Maria Ressa.[Rappler]

Advertising
Advertising

Menurut Ressa, kemenangannya atas Nobel perdamaian ini, seperti menyatukan wartawan-wartawan di Filipina. Sebab di negaranya, jurnalis saling berkompetisi, tidak mau saling berbagi data atau informasi.

Pada 2012, Ressa bersama teman-temannya mendirikan media yang diberi nama Rappler. Ressa dan rekan-rekannya membuat Rappler menjadi media yang mampu melawan represi terhadap kebebasan pers. Hal inilah yang membuatnya dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian 2021.

Bicara soal represi, Ressa menceritakan dia menjadi migran di Amerika Serikat ketika usia 9 atau 10 tahun. Dia menjadi orang yang paling mungil di kelas dan berkulit cokelat satu-satunya.

“Dari situ, saya belajar mengatasi ketakutan (saat di Amerika). Saya lalu menjadi reporter, di mana saya masih belajar mengatasi ketakutan. Di Rappler itu, kami selalu siapkan worse case scenario untuk mengevaluasi tugas dan tekanan yang muncul apakah ini berlebihan atau tidak,” ujarnya.

Ressa mengatakan pemerintahan Presiden Filipina Rodrigo Duterte kadang menggunakan kekerasan dan tekanan. Dia pun melihat pemerintahan sekarang, ada yang tidak peduli pada fakta dan kenyataan di lapangan.

Kepada para kuli tinta, Ressa berpesan ketika wartawan punya kebenaran, maka wartawan tersebut bisa membangun kepercayaan. Standar etika jurnalisme dari jaman ke jaman tidak berubah. Maka, wartawan diminta Ressa jangan asal ambil berita dan mempublikasikannya.

Baca juga: Filipina Ucapkan Selamat ke Pemenang Nobel Perdamaian Maria Ressa

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

9 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

23 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

2 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

2 hari lalu

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

2 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

7 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

10 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

11 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

22 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya