Kenapa Prancis Marah dengan Perjanjian AUKUS?

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 18 September 2021 20:30 WIB

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison berjalan di depan Istana Elysee di Paris, Prancis, 15 Juni 2021. [REUTERS/Pascal Rossignol]

TEMPO.CO, Jakarta - Perjanjian AUKUS secara dramatis menjadi krisis diplomatik tidak terduga antara Prancis dengan Amerika dan Australia. Pada Jumat Prancis menarik duta besarnya dari Washington dan Canberra setelah Australia membatalkan kontrak pembelian kapal selam akibat pakta AUKUS.

Keputusan langka yang diambil oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dibuat karena "gravitasi yang luar biasa" dari masalah tersebut, kata Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian dalam sebuah pernyataan, dilaporkan Reuters, 18 September 2021.

Le Drian sebelumnya juga menyebut perjanjian AUKUS antara AS, Australia, dan Inggris, seperti tikaman dari belakang dan menyebut Joe Biden bertindak seperti Donald Trump. Lantas kenapa Prancis begitu marah dengan perjanjian yang dilihat luas untuk menandingi dominasi Cina di Indo-Pasifik?

Prancis akan kehilangan setara dengan US$65 miliar (Rp925 triliun) dari kesepakatan yang ada untuk menyediakan Australia dengan kapal selam konvensional bertenaga diesel.

Kesepakatan yang dibatalkan dengan Prancis, pengekspor senjata global utama, diperkirakan akan membuat dampak ekonomi yang signifikan pada sektor pertahanan Prancis, menurut CNN.

Advertising
Advertising

Prancis juga akan kalah secara strategis di Indo-Pasifik, di mana negara itu memiliki kepentingan yang signifikan.

Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato tentang Inisiatif Keamanan Nasional secara virtual dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, di dalam East Room di Gedung Putih di Washington, AS, 15 September 2021. [REUTERS/Tom Brenner]

Pada hari Kamis, setelah kesepakatan kapal selam bertenaga nuklir dengan AS dan Inggris diumumkan, Australia secara resmi mengumumkan akan menarik diri dari kontrak sebelumnya untuk kapal selam konvensional dengan Prancis.

Kesepakatan dengan Paris telah berjalan selama bertahun-tahun.

Australia sebelumnya berencana untuk membeli 12 kapal selam kelas serang konvensional dari Naval Group pembuat kapal Prancis, yang berhasil mengalahkan tawaran Jerman dan Jepang yang bersaing pada tahun 2016.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan dia "marah dan kecewa" tentang perjanjian kapal selam baru Australia.

"Ini tidak dilakukan antar sekutu. Ini benar-benar menusuk dari belakang," katanya.

"Keputusan brutal dan sepihak ini sangat mirip dengan apa yang dilakukan Trump," katanya menyinggung Joe Biden.

Pernyataan kementerian luar negeri Prancis tidak menyebutkan Inggris, tetapi sumber diplomatik mengatakan Prancis menganggap Inggris telah bergabung dengan kesepakatan itu secara oportunistik.

"Kami tidak perlu mengadakan konsultasi dengan duta besar (Inggris) kami untuk mengetahui apa yang harus dilakukan atau untuk menarik kesimpulan apa pun," kata sumber itu kepada Reuters.

Le Drian juga merilis pernyataan bersama dengan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly pada Rabu. "Pilihan Amerika untuk mengecualikan sekutu dan mitra Eropa seperti Prancis dari kemitraan dengan Australia, pada saat kita menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kawasan Indo-Pasifik, baik dalam hal nilai-nilai kita atau dalam hal penghormatan terhadap multilateralisme berdasarkan aturan hukum, menunjukkan kurangnya koherensi yang hanya dapat dicatat dan disesali oleh Prancis."

Le Drian mengatakan keputusan Australia untuk menarik diri dari perjanjian dengan Prancis "bertentangan dengan semangat kerja sama yang berlaku antara Prancis dan Australia". Tetapi Australia membela diri, mengatakan ada bagian dari kontrak mereka yang memungkinkannya untuk keluar dari kesepakatan.

Pernyataan bersama dengan Le Drian menyebut Prancis "satu-satunya negara Eropa yang hadir di Indo-Pasifik dengan hampir dua juta warga dan lebih dari 7.000 personel militer".

Keputusan AS untuk memotong salah satu sekutu terkuatnya, Prancis, muncul saat kekuatan global berebut kekuasaan di Indo-Pasifik, sebagian besar melawan ancaman China.

Pengumuman AUKUS juga datang satu hari sebelum Uni Eropa akan mempresentasikan strateginya untuk Indo-Pasifik.

REUTERS | CNN

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

5 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

6 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

10 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

11 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

11 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

12 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

12 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

13 jam lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

14 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

14 jam lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya