Menteri Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan Kuliah dengan Syarat Berikut

Reporter

Tempo.co

Senin, 13 September 2021 07:00 WIB

Siswa perempuan dan laki-laki menghadiri kelas yang dipisahkan dengan tirai di Universitas Avicenna di Kabul, Afghanistan, 6 September 2021. Sebelum Taliban berkuasa, perempuan diperbolehkan berpenampilan dan berkarier sesuai dengan kehendaknya. Media sosial/ REUTERS.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan Tinggi Taliban mengizinkan perempuan Afghanistan belajar di universitas tetapi pemisahan gender dan aturan berpakaian Islami akan diwajibkan, katanya pada Ahad, setelah Taliban berupaya membangun kembali keadaan normal setelah mereka merebut Afghanistan.

Menteri Abdul Baqi Haqqani mengatakan pemerintah baru Taliban, yang dibentuk pekan lalu, akan mulai membangun negara dan tidak ingin kembali ke situasi 20 tahun ke belakang ketika gerakan itu terakhir berkuasa.

Dia mengatakan pelajar perempuan akan diajar oleh perempuan sedapat mungkin dan ruang kelas akan tetap terpisah, sesuai dengan interpretasi syariat Islam menurut Taliban.

"Alhamdulillah kami memiliki banyak guru perempuan. Kami tidak akan menghadapi masalah dalam hal ini. Semua upaya akan dilakukan untuk menemukan dan menyediakan guru perempuan untuk murid perempuan," katanya dalam konferensi pers di Kabul, dikutip dari Reuters, 12 September 2021.

Masalah pendidikan perempuan telah menjadi salah satu pertanyaan sentral yang dihadapi Taliban, ketika mereka berusaha untuk meyakinkan dunia bahwa mereka telah berubah sejak aturan fundamentalis keras yang mereka terapkan pada 1990-an, di mana perempuan sebagian besar dilarang belajar atau bekerja di luar rumah.

Advertising
Advertising

Aktivis perempuan Afghanistan untuk meminta kepada Taliban untuk mengakui prestasi dan pendidikan mereka, , di depan istana kepresidenan, Kabul, Afghanistan, 3 September 2021. Selama dekade terakhir, perempuan menikmati kesetaraan gender dan dibebaskan mengembangkan dirinya. Kini hak tersebut terenggut dengan berkuasanya Taliban. REUTERS/Stringer

Pejabat Taliban mengatakan perempuan akan dapat belajar dan bekerja sesuai dengan hukum syariat Islam dan tradisi budaya lokal, tetapi aturan berpakaian yang ketat akan berlaku. Haqqani mengatakan jilbab akan wajib untuk semua pelajar perempuan tetapi tidak menentukan apakah ini berarti jilbab atau penutup wajah wajib.

Pada hari Sabtu, sebuah kelompok, yang tampaknya terdiri dari mahasiswi berjubah hitam yang menutupi tubuh mereka sepenuhnya dari kepala hingga kaki, berdemonstrasi di Kabul untuk mendukung aturan tentang pakaian dan ruang kelas yang terpisah.

Haqqani mengatakan jika tidak ada guru perempuan yang tersedia, langkah-langkah khusus akan diambil untuk memastikan pemisahan.

"Bila benar-benar ada kebutuhan, laki-laki juga bisa mengajar (perempuan) tapi sesuai syariat, mereka harus memakai jilbab," katanya. Ruang kelas akan dipasang tirai pemisah untuk membagi siswa laki-laki dan perempuan jika diperlukan, dan pengajaran juga dapat dilakukan melalui streaming atau TV sirkuit tertutup.

Ruang kelas yang dipisahkan oleh tirai telah terlihat di banyak tempat sejak pemerintah yang didukung Barat runtuh dan Taliban merebut Kabul bulan lalu.

Menteri Pendidikan Tinggi Taliban itu juga mengatakan kepada wartawan, pemisahan gender akan diberlakukan di seluruh Afghanistan dan semua mata pelajaran yang diajarkan di perguruan tinggi juga akan ditinjau dalam beberapa bulan mendatang.

Baca juga: Ditinggalkan Amerika untuk Dipimpin Taliban, Warga Afghanistan Merasa Dikhianati

REUTERS

Berita terkait

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

34 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Kartika Siti Aminah, Pelatih Perempuan Pertama di IBL dengan Jilbab Panjang yang Khas

38 hari lalu

Kartika Siti Aminah, Pelatih Perempuan Pertama di IBL dengan Jilbab Panjang yang Khas

Profil Kartika yang identik dengan jilbab panjang itu

Baca Selengkapnya

Sebar Pertengkaran Wanita dan Ulama Iran Soal Jilbab, 4 Orang Ditangkap

46 hari lalu

Sebar Pertengkaran Wanita dan Ulama Iran Soal Jilbab, 4 Orang Ditangkap

Iran menangkap empat orang yang dicurigai membagikan video pertengkaran antara seorang ulama Syiah dan seorang wanita yang tidak mengenakan jilbab

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

51 hari lalu

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

53 hari lalu

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

57 hari lalu

15 Orang Tewas Akibat Salju Lebat dan Badai di Afghanistan

Badai salju hebat di Afghanistan menyebabkan 15 orang tewas dan ribuan ternak mati.

Baca Selengkapnya

Iran Gelar Pemilu Pertama sejak Protes Mahsa Amini

58 hari lalu

Iran Gelar Pemilu Pertama sejak Protes Mahsa Amini

Rakyat Iran melakukan pemungutan suara untuk membentuk parlemen baru, pertama sejak protes massal pada 2022 mengenai aturan wajib jilbab

Baca Selengkapnya

Rayu Pemilih agar Datangi Pemilu Parlemen, Iran Longgarkan Sejumlah Aturan Termasuk Hijab

58 hari lalu

Rayu Pemilih agar Datangi Pemilu Parlemen, Iran Longgarkan Sejumlah Aturan Termasuk Hijab

Iran menggelar pemilihan parlemen pada Jumat 1 Maret 2024, pertama setelah protes anti-pemerintah akibat kematian Mahsa Amini

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

27 Februari 2024

Menlu Retno: Dewan HAM PBB Harus Tangani Pelanggaran HAM Israel atas Palestina

Menlu Retno mendesak Dewan HAM PBB untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia berat yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

26 Februari 2024

Taliban Bebaskan Ekstrimis Anti-Imigran Austria, Lansia 84 Tahun

Taliban membebaskan Herbert Fritz, seorang ekstrimis anti-imigran berusia 84 tahun. Ia sedang membuat artikel wisata di Afghanistan.

Baca Selengkapnya