Mayor Jenderal Chris Donahue, Tentara AS Terakhir yang Tinggalkan Afghanistan
Reporter
Tempo.co
Editor
Eka Yudha Saputra
Selasa, 31 Agustus 2021 15:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sambil memanggul senapannya, Mayor Jenderal Chris Donahue, komandan Divisi 82nd Airborne, menjadi tentara AS terakhir yang naik penerbangan terakhir dari Afghanistan satu menit sebelum tengah malam pada hari Senin.
Difoto dengan perangkat penglihatan malam dari jendela samping pesawat angkut militer C-17, gambar hijau dan hitam dari jenderal yang berjalan menuju pesawat yang menunggu di landasan di Bandara Hamid Karzai Kabul dirilis oleh Pentagon beberapa jam setelah Amerika Serikat mengakhiri kehadiran militernya selama 20 tahun di Afghanistan, dikutip dari Reuters, 31 Agustus 2021.
Sebagai momen dalam sejarah, gambar kepergian Mayjen Donahue dapat disejajarkan dengan gambar seorang jenderal Soviet, yang memimpin barisan kendaraan lapis baja melintasi Jembatan Persahabatan ke Uzbekistan, ketika Tentara Merah keluar dari Afghanistan pada 1989.
Menyelesaikan operasi militer yang dengan bantuan sekutu berhasil mengevakuasi 123.000 warga sipil dari Afghanistan, pesawat terakhir muatan pasukan AS yang tersisa di bawah perlindungan malam.
Meskipun itu adalah gambar diam, Donahue tampak bergerak cepat, wajahnya tanpa ekspresi. Dia mengenakan perlengkapan tempur lengkap, dengan kacamata penglihatan malam di atas helmnya, dan senapan di sisinya. Dia belum meninggalkan Afghanistan, dan mencapai keselamatan.
Sebaliknya, gambar Jenderal Boris Gromov, komandan Angkatan Darat ke-40 Uni Soviet di Afghanistan, menunjukkan dia berjalan bergandengan tangan dengan putranya di jembatan di seberang sungai Amu Darya sambil membawa karangan bunga merah dan putih.
Penarikan pasukan AS dan Uni Soviet dari negara yang dikenal sebagai kuburan para kaisar dilakukan dengan cara yang sangat berbeda, tetapi setidaknya mereka menghindari kekalahan malapetaka yang diderita Inggris dalam perang Anglo-Afghanistan Pertama pada tahun 1842.
Gambaran abadi dari konflik itu adalah lukisan cat minyak Elizabeth Thompson "Remnants of an Army" yang menggambarkan seorang penunggang kuda yang kelelahan, asisten ahli bedah militer William Brydon, berayun kembali di pelana kuda yang bahkan lebih lelah dalam penarikan pasukan dari Kabul.
Ketika Tentara Merah Rusia pergi, pemerintah komunis pro-Moskow masih berkuasa dan tentaranya akan berperang selama tiga tahun lagi, sedangkan pemerintah Afghanistan yang didukung AS telah menyerah dan Kabul telah jatuh ke tangan Taliban sedikit lebih dari dua minggu sebelum batas waktu 31 Agustus untuk penarikan pasukan AS.
Ketika mundur, 50.000 pasukan Boris Gromov masih menderita serangan terisolir saat mereka melaju ke utara ke perbatasan Uzbekistan, meskipun mereka telah membayar kelompok Mujahidin untuk mengamankan jalan keluar.
Kolom Gromov melintasi Jembatan Persahabatan pada 15 Februari 1989, mengakhiri perang 10 tahun Uni Soviet di Afghanistan, di mana lebih dari 14.450 personel militer Soviet tewas.
Ditanya bagaimana perasaannya tentang kembali ke tanah Soviet, Gromov dilaporkan telah menjawab: "Gembira, bahwa kami melakukan tugas kami dan pulang ke rumah. Saya tidak melihat ke belakang."
Evakuasi terakhir AS di Kabul akan dinilai dari berapa banyak orang yang dibawa keluar, dan berapa banyak yang tertinggal.
Tapi Donahue dan rekan-rekannya akan membawa gambar mengerikan dari hari-hari terakhir mereka yang kacau di Kabul: orang tua memberikan bayi kepada mereka melalui kawat berduri, dua pemuda Afghanistan jatuh dari pesawat yang mengudara, dan yang terburuk, setelah serangan bom bunuh diri ISIS-K di luar bandara Kabul pada 26 Agustus, yang menewaskan puluhan warga Afghanistan dan 13 personel AS.
Baca juga: Amerika Sudah Pergi, Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya di Afghanistan?
REUTERS