TEMPO.CO, Jakarta - Setelah dua dekade perang dan proses evakuasi selama dua pekan, Amerika akhirnya pergi meninggalkan Afghanistan. Dikutip dari kantor berita Reuters, Amerika menyelesaikan proses penarikan pasukan dan evakuasi warga pada Senin kemarin waktu setempat. Hal tersebut sehari sebelum deadline yang ditetapkan Taliban selaku penguasa baru Afghanistan.
Perginya pasukan Amerika dari Afghanistan sekaligus memupuskan harapan ribuan warga Afghanistan yang belum dievakuasi. Sejak Taliban mengambil alih pemerintahan pada 14 Agustus 2021, ribuan warga Afghanistan berbondong-bondong kabur dari negaranya karena tidak mau diperintah di bawah Taliban. Mereka memilih memulai kehidupan baru di negara lain dibanding bertahan.
"Tentara Amerika terakhir telah meninggalkan Bandara Hamid Karzai, Kabul. Akhirnya negara kita merdeka," ujar juru bicara Taliban, Qari Yusuf, Senin, 30 Agustus 2021.
Kepergian tentara Amerika dirayakan Taliban dengan tembakan senjata ke udara. Sekarang, mereka siap memulai pemerintahan barunya, termasuk mengambil alih operasional bandara Kabul.
Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken mengatakan tidak semua kontingen Amerika berhasil terangkut pada penerbangan terakhir. Kurang lebih ada 100-200 kontingen Amerika yang gagal terangkut. Menurut keterangan Blinken, mereka gagal dievakuasi karena tidak mampu masuk ke pesawat.
Baca Juga:
Orang-orang mengantre untuk naik ke sebuah pesawat militer Jerman dan meninggalkan Kabul di bandara Kabul, Afghanistan, pada 24 Agustus 2021. Taliban menegaskan tidak akan memperpanjang batas evakuasi warga yang dilakukan oleh negara asing. (Xinhua)
Presiden Amerika Joe Biden, dalam kesempatan terpisah, menegaskan kembali keputusannya bahwa menarik pasukan dan menyelesaikan evakuasi di hari terakhir adalah keputusan terbaik. Ia mengakui bahwa keputusan tersebut berujung pada tidak terselamatkannya sejumlah orang, namun mereka tetap bisa pergi sesuai janji Taliban.
Sekarang, kata Joe Biden, dirinya akan menagih janji Taliban soal memperbolehkan warga berpergian atau meninggalkan Afghanistan via penerbangan komersil. Jika tidak, maka akan ada respon dari Amerika dan komunitas internasional.
"Sekarang, 20 tahun keberadaan tentara Amerika di Afghanistan telah berakhir. Terima kasih kepada Militer Amerika yang telah berjuang menuntaskan evakuasi yang berbahaya itu," ujar Joe Biden, menyinggung insiden bom bunuh diri ISIS-K yang menewaskan 13 tentara Amerika di tengah proses evakuasi.
Selama 20 tahun berada di Afghanistan, Amerika kehilangan kurang lebih 2.500 pasukannya. Selain itu, keberadaan Amerika juga berujung pada tewasnya kurang lebih 240 ribu warga. Adapun operasi Militer Amerika di Afghanistan, yang awalnya disebut War on Terror, menghabiskan dana US$2 triliun.
Evakuasi warga Afghanistan, yang ingin kabur dari Taliban, menjadi misi terakhir tentara-tentara Amerika di Afghanistan. Menurut laporan Reuters, mereka berhasil mengawal evakuasi 122 ribu orang sejak 14 Agustus. Belum diketahui apakah angka tersebut termasuk personil militer yang bertugas selama evakuasi di Afghanistan.
Baca juga: Joe Biden Sedih Lihat Peti Jenazah 11 Tentara Korban Bom Bunuh Diri
ISTMAN MP | REUTERS