Taliban Minta Perempuan Afghanistan untuk di Rumah dan Tidak Bekerja

Kamis, 26 Agustus 2021 13:30 WIB

Gadis-gadis Afghanistan berjalan di dekat pintu masuk sekolah untuk belajar di kota Herat, Afghanistan, 18 Agustus 2021. Diketahui, saat Taliban berkuasa pada 1996 sampai 2001, seluruh sekolah khusus perempuan di Afghanistan ditutup. Saat itu kaum perempuan di Afghanistan juga dilarang bepergian dan bekerja, serta diwajibkan mengenakan burkak ketika berada di luar rumah. Courtesy Shamshadnews/via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban mulai mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang menyasar perempuan. Dikutip dari CNN, Taliban meminta perempuan-perempuan Afghanistan untuk tidak bekerja dan tetap di rumah saja. Alasan Taliban, karena situasi tidak aman bagi mereka di saat Afghanistan masih dalam situasi perang dan tentara di mana-mana.

"Ini untuk keselamatan mereka. Kami tidak ingin mereka dilecehkan ataupuin disakiti," ujar juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, pada Selasa kemarin, 24 Agustus 2021.

Perintah dari Taliban itu tak ayal kontras dengan janji mereka untuk bersikap lebih toleran. Sejak menguasai Taliban per 14 Agustus lalu, Taliban berjanji akan bersikap berbeda dibanding sebelumnya, termasuk menghargai hak-hak perempuan. Di tahun 1996-2001, Taliban dikenal membatasi hak-hak perempuan Afghanistan, termasuk mewajibkan mereka memakai burka dan melarang mereka berpergian sendiri.

Mujahid mengatakan bahwa larangan bekerja itu hanya akan berlaku sementara. Begitu situasi stabil dan tentara Taliban jauh berkurang, kebijakan akan dilonggarkan.

"Ini langkah yang diperlukan karena tentara kami terus berganti dan tidak semuanya terlatih...Kami senang mereka bisa keluar masuk bangunan yang ada, namun kami tidak ingin mereka dalam bahaya. "

"Kami meminta mereka untuk tidak bekerja hingga situasi normal dan kebijakan soal perempuan sudah ada. Begitu hal tersebut tercapai, mereka bisa kembali ke pekerjaan masing-masing," ujar Mujahid mengklarifikasi.

Pernyataan Zabihullah Mujahid berbarengan dengan keputusan Bank Dunia mencabut bantuan pendanaan ke Afghanistan. Mereka mengkhawatirkan nasib perempuan-perempuan Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban.

"Kami khawatir akan situasi di Afghanistan dan dampaknya terhadap pembangunan di negeri itu, terutama yang melibatkan perempuan," ujar juru bicara Bank Dunia, Marcela Sanchez.

Baca juga: Bendera Afghanistan Kini Jadi Simbol Perlawanan terhadap Taliban

REUTERS


Berita terkait

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

16 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

7 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

25 hari lalu

PBB-Bank Dunia: Kerusakan Infrastruktur Gaza Diperkirakan Mencapai Rp 294 T

Penilaian awal ini kemungkinan besar merupakan perkiraan yang terlalu rendah terhadap kerusakan, kerugian, dan kebutuhan nyata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

27 hari lalu

Ukraina Bakal Bangkrut Jika Negara-negara Barat Tak Hapus Utang

Sumber di Bank Dunia memperingatkan Ukraina bisa terperosok dalam utang jika negara-negara Barat tak hapus atau restrukturisasi utang

Baca Selengkapnya

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

27 hari lalu

1 April Hari Bank Dunia: Begini Sejarah dan Tugasnya, Sri Mulyani Pernah Jadi Direktur World Bank

Hari Bank Dunia atau World Bank Day diperingati setiap 1 April. Hal ini karena pada tanggal tersebut, organisasi bank dunia atau World Bank didirikan

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

34 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

34 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

52 hari lalu

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

53 hari lalu

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

57 hari lalu

Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali

Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud mengkritik program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo-Gibran yang dibahas pemerintah Jokowi saat ini.

Baca Selengkapnya