Warga Afghanistan Berjuang Bertahan Hidup dari Krisis Setelah Kejatuhan Kabul

Reporter

Tempo.co

Senin, 23 Agustus 2021 11:00 WIB

Orang-orang berkumpul di luar bandara bereaksi terhadap tembakan, di Kabul, Afganistan 18 Agustus 2021 dalam gambar yang diambil dari video.[ASVAKA NEWS via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Seminggu setelah Taliban menguasai Kabul, semakin banyak orang di ibu kota Afghanistan berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari ketika krisis lapangan pekerjaan, bank masih tutup, dan harga makanan melonjak.

Ribuan orang yang berkerumun di luar pintu masuk bandara dan berebut keluar dari Kabul, telah memberikan gambaran paling jelas tentang kekacauan di kota itu sejak pemerintah yang didukung Barat runtuh.

Namun seiring berlalunya hari, kekhawatiran sehari-hari tentang makanan dan sewa, menambah ketidakpastian di negara yang ekonominya rapuh setelah dukungan internasional hilang.

"Saya benar-benar bingung, saya tidak tahu apa yang harus saya pikirkan terlebih dahulu, keselamatan dan kelangsungan hidup saya atau memberi makan anak-anak dan keluarga saya," kata seorang mantan polisi yang sekarang bersembunyi, dan kehilangan gaji US$260 (Rp3,7 juta) sebulan yang digunakan untuk menafkahi istri dan keempat anaknya.

Seperti banyak pegawai pemerintah tingkat bawah, yang sering pergi lama tanpa dibayar, selama dua bulan terakhir dia bahkan tidak menerimanya.

Advertising
Advertising

"Saya tinggal di apartemen sewaan, saya belum membayar pemiliknya selama tiga bulan terakhir," katanya, dikutip dari Reuters, 23 Agustus 2021.

Selama seminggu dia mengatakan dia mencoba menjual beberapa cincin dan sepasang anting-anting milik istrinya, tetapi seperti banyak bisnis, pasar emas ditutup dan dia tidak dapat menemukan pembeli.

"Saya sangat tidak berdaya dan tidak tahu harus berbuat apa," katanya.

Seorang milisi Taliban berlari ke arah kerumunan di luar bandara Kabul dengan membawa RPG-7, di Kabul, Afghanistan, 16 Agustus 2021. RPG-7 adalah granat berpeluncur roket anti tank yang diluncurkan dari pundak yang banyak diproduksi. REUTERS TV/via REUTERS

Bahkan sebelum Taliban menyerbu Kabul Minggu lalu, kondisinya semakin buruk, dengan kemajuan pesat para pemberontak melalui kota-kota provinsi menyebabkan nilai mata uang afghani jatuh terhadap dolar AS dan mendorong harga bahan makanan pokok semakin tinggi.

Harga bahan pokok seperti tepung, minyak dan beras telah naik sebanyak 10%-20% dalam beberapa hari dan dengan bank masih tutup, banyak orang tidak dapat mengakses tabungan mereka. Dengan tutupnya kantor Western Union, pengiriman uang dari luar negeri juga surut.

"Semuanya karena situasi dolar. Ada beberapa toko makanan yang buka tetapi pasarnya kosong," kata seorang mantan pegawai pemerintah yang sekarang bersembunyi karena takut akan pembalasan oleh Taliban.

"Semuanya sudah selesai. Bukan hanya pemerintah yang jatuh, ribuan orang seperti saya yang hidupnya bergantung pada gaji bulanan sekitar 15.000 afghani (Rp2,7 juta)," kata seorang pegawai pemerintah lain yang tidak mau disebutkan namanya.

"Kami sudah terlilit utang karena pemerintah belum membayar gaji kami selama dua bulan terakhir," katanya. "Ibu saya yang sudah lanjut usia sakit, dia membutuhkan obat-obatan, dan anak-anak serta keluarga saya membutuhkan makanan. Tuhan tolong kami."

Sementara lalu lintas telah dimulai kembali di perbatasan darat utama ke negara tetangga Pakistan, kondisi kekeringan parah di seluruh negeri telah memperburuk kesulitan yang dihadapi banyak orang dan mendorong ribuan orang ke kota-kota untuk mencoba bertahan hidup di tenda dan tempat penampungan sementara.

Sekarang, kesulitan semakin menjangkau ke kota-kota, memukul kelas menengah ke bawah yang telah melihat peningkatan standar hidup mereka dalam dua dekade sejak Taliban terakhir berkuasa.

Pada hari Minggu, kelompok bantuan internasional mengatakan penangguhan penerbangan komersial ke Afghanistan berarti tidak ada cara untuk mendapatkan pasokan obat-obatan dan bantuan lainnya.

Baca juga: Warga Afghanistan Melahirkan di Pesawat Militer Amerika Saat Kabur dari Taliban

REUTERS

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

4 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Mengingat Lagi Janji Prabowo-Gibran Buka 19 Juta Lapangan Kerja Baru

6 hari lalu

Mengingat Lagi Janji Prabowo-Gibran Buka 19 Juta Lapangan Kerja Baru

Ditetapkan KPU, Prabowo-Gibran pernah berjanji membuka 19 juta lapangan pekerjaan baru.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

8 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

23 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

23 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Kadin DKI Jakarta Gelar Bazar 2 Ribu Paket Sembako Murah untuk Anggota Polda Metro Jaya

27 hari lalu

Kadin DKI Jakarta Gelar Bazar 2 Ribu Paket Sembako Murah untuk Anggota Polda Metro Jaya

Kadin DKI Jakarta menggelar bazar sembako murah di Lapangan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu, 3 April 2024.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Gandeng Kepolisian untuk Jaga Stabilitas Bahan Pokok Momen Lebaran 2024

35 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Gandeng Kepolisian untuk Jaga Stabilitas Bahan Pokok Momen Lebaran 2024

Menteri Perdagangan atau Mendag Zulkifli Hasan menggandeng Kepolisian untuk menjaga stabilitas bahan pokok selama Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

36 hari lalu

Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

36 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Cek Harga Bahan Pokok di Pasar Tambun Klaim Harga Beras Turun Awal April 2024

38 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Cek Harga Bahan Pokok di Pasar Tambun Klaim Harga Beras Turun Awal April 2024

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan pengecekan harga sembako di Pasar Tambun, Bekasi Jawa Barat. Dia mengklaim harga beras mulai normal pada April 2024.

Baca Selengkapnya