Liburan Saat Krisis di Afghanistan, Menlu Inggris Dominic Raab Diminta Mundur
Reporter
Tempo.co
Editor
Eka Yudha Saputra
Minggu, 22 Agustus 2021 13:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menghadapi tekanan baru untuk mundur setelah laporan dia enggan pulang dari liburan mewahnya di Kreta untuk menangani krisis Afghanistan, dan meminta tinggal di sana selama dua hari lagi.
Dominic Raab dilaporkan media Inggris dia telah diberitahu oleh seorang pejabat senior Downing Street untuk segera kembali ke London pada Jumat 13 Agustus ketika Taliban maju ke Kabul.
Dia dikabarkan menghubungi Perdana Menteri Boris Johnson dan Johnson mengatakan pada Raab dapat tetap berada di liburan pantai bintang lima sampai hari Minggu dan kembali pada Senin pagi, menurut Sky News, 22 Agustus 2021.
"Ini membuat Dominic Raab tidak mungkin tetap menjabat," cuit Twitter pemimpin Scottish National Party Westminster, Ian Blackford, dilaporkan The Sunday Times dan Mail on Sunday, menanggapi laporan itu.
"Dia harus dipecat oleh Boris Johnson malam ini. Ini tidak bisa dimaafkan," katanya.
Menteri dalam negeri bayangan Partai Buruh Nick Thomas-Symonds juga menulis di Twitter, "Ini memalukan. Kekosongan kepemimpinan di jantung pemerintahan."
"Dia dengan sadar tetap berlibur dalam cengkeraman krisis internasional - ketika pasukan kita mempertaruhkan nyawa mereka - tidak dapat dimaafkan," cuit Nick Thomas-Symonds.
Partai Buruh, Demokrat Liberal dan SNP semuanya menuntut Menteri Luar Negeri mundur dari jabatannya karena tidak menghubungi Menteri Luar Negeri Afghanistan Hanif Atmar, dan malah menghabiskan liburan, ITV melaporkan.
Menanggapi seruan Raab untuk mundur, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan dia percaya penuh pada Dominic Raab atas penanganannya terhadap krisis di Afghanistan.
Menurut The Sunday Times, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan Dominic Raab diberitahu untuk kembali pada hari Jumat. "Pada hari Minggu banyak pejabat senior di No 10 bahwa yang terkejut bahwa dia tidak ada di sana," kata laporan itu.
"Dia sepertinya membujuk Boris (agar bisa tetap berlibur) setelah dia disuruh kembali," katanya.
Sunday Times melaporkan, sekutu Raab mengatakan dia diperintahkan untuk memulai proses pulang. "Dalam diskusi dengan perdana menteri disepakati dia akan kembali pada hari Minggu," kata rekan Raab.
"Tidak ada keraguan bahwa Raab diberitahu untuk kembali pada hari Jumat itu. Kemudian ada kejutan yang signifikan ketika dia muncul di Cobra pada hari Minggu dari Kreta. Dia pasti telah membujuk Boris dan meminta izin untuk menyelesaikan liburannya," kata sumber.
Mail on Sunday juga mengutip sekutu dekat Raab yang bersikeras bahwa No 10 tidak memerintahkannya untuk kembali pada hari Jumat.
"Instruksinya adalah dia harus membuat rencana untuk kembali. Mereka mengatakan bahwa jika keadaan memburuk maka dia harus siap untuk kembali pada saat itu juga. Dia kemudian membicarakannya dengan PM dan itu disepakati bahwa dia akan kembali pada hari Minggu," kata sekutu Raab.
Sekutu yang sama juga membantah keras laporan bahwa Raab telah menghabiskan sebagian besar hari Minggu lalu di pantai di Hotel bintang lima Amirandes.
Saat dia menghadapi seruan lebih lanjut untuk mundur, Dominic Raab mengatakan kepada Mail on Sunday bahwa dia telah mendapat dukungan dari anggota parlemen Konservatif dan menyangkal bahwa ada tekanan dari dalam partainya untuk mengundurkan diri.
"Saya belum pernah mendengar rekan Konservatif saya meminta saya untuk mengundurkan diri, tetapi saya mendapat gelombang dukungan. Tidak ada keraguan bahwa, seperti semua negara, ada kejutan pada kecepatan pengambilalihan Taliban," kata Dominic Raab.
Baca juga: Boris Johnson Singgung Kemungkinan Kerja Sama dengan Taliban
SKY NEWS | THE SUNDAY TIMES | DAILY MAIL | ITV