Pasukan Inggris Bekerja Sama dengan Taliban untuk Evakuasi

Reporter

Tempo.co

Rabu, 18 Agustus 2021 18:00 WIB

Anggota Pasukan Inggris dari 16 Brigade Serangan Udara terlihat saat tiba di Kabul Afganistan, untuk memberikan dukungan kepada warga negara Inggris yang meninggalkan negara itu, sebagai bagian dari Operasi PITTING, setelah gerilyawan Taliban menguasai istana presiden di Kabul, 15 Agustus 2021.[Leading Hand Ben Shrread/RAF/Kementerian Pertahanan Inggris 2021/Handout via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban bekerja sama dengan pasukan Inggris untuk mengevakuasi orang-orang dari Afganistan, kata Kepala Staf Pertahanan Inggris Jenderal Sir Nick Carter kepada Sky News pada Rabu.

"Kami bekerja sama dengan Taliban di lapangan dan itu tampaknya menjadi hubungan yang sangat mudah. Mereka menjaga jalan-jalan Kabul sangat aman dan memang sangat tenang. Mereka membantu kami di bandara," kata Jenderal Nick Carter, dikutip dari Sky News, 18 Agustus 2021.

Dia mengatakan para militan menjaga jalanan tetap tenang dan menghindari kekacauan publik. "Kami tidak menemukan laporan tentang mereka berperilaku dengan cara abad pertengahan seperti yang mungkin Anda lihat di masa lalu," katanya.

Seorang milisi Taliban yang memegang senapan serbu M16 berdiri di luar Kementerian Dalam Negeri di Kabul, Afganistan, 16 Agustus 2021.[REUTERS/Stringer]

Sir Nick menyebut Taliban, yang telah mengambil alih kekuasaan di Afganistan, bisa lebih moderat daripada saat terakhir memegang kendali pada 1990-an.

Advertising
Advertising

"Saya pikir mereka telah berubah," katanya.

Namun menteri luar negeri bayangan Inggris, Lisa Nandy, tidak setuju dengan komentar Sir Nick, dengan mengatakan Inggris berurusan dengan rezim yang sangat menindas.

Beberapa veteran tentara Inggris juga ragu dengan pernyataan Nick, Reuters melaporkan.

"Orang-orang tidak boleh tergoda oleh kata-kata halus ini," kata Charlie Herbert, mantan mayor jenderal angkatan darat Inggris yang bertugas di Afganistan dan juga bekerja sebagai penasihat senior NATO, mengatakan kepada Sky News.

"Taliban membutuhkan pengakuan internasional. Mereka telah mengambil alih kekuasaan dengan paksa dan mereka sekarang sangat membutuhkan pengakuan internasional, dari Cina, dari Rusia dan Barat, mereka membutuhkan itu. Jadi tentu saja mereka akan menggunakan kata-kata yang menarik tentang kesempatan yang sama bagi perempuan," katanya.

Herbert mengatakan tidak ada bukti bahwa Taliban telah berubah menjadi lebih moderat.

Baca juga: Amerika Sebut Taliban Janji Berikan Jalur Evakuasi bagi Warga Afghanistan

SKY NEWS | REUTERS

Berita terkait

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

14 jam lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

14 jam lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

2 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

2 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

2 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

3 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

4 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

4 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

5 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya