Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

Reporter

Tempo.co

Rabu, 18 Agustus 2021 09:00 WIB

Seorang milisi Taliban yang memegang senapan serbu M16 berdiri di luar Kementerian Dalam Negeri di Kabul, Afganistan, 16 Agustus 2021.[REUTERS/Stringer]

Begitu Presiden AS Joe Biden mengonfirmasi kesepakatan yang dicapai dengan Taliban oleh pemerintahan sebelumnya di Washington, kampanye panjang di provinsi-provinsi dengan cepat terbayar, dibuktikan dengan peristiwa di lapangan.

Meskipun perjanjian damai ditandatangani menjelang penarikan pasukan Amerika, komandan AS dan Defense Intelligence Agency menunjukkan tanda-tanda yang jelas bahwa Taliban telah meningkatkan serangan terhadap pusat-pusat distrik dan berusaha untuk memotong jalan raya utama ketika mereka bersiap untuk menyerang kota-kota provinsi.

"Selain itu, serangkaian pembunuhan yang ditargetkan terhadap personel keamanan utama Afganistan termasuk pilot dilakukan dengan tujuan melemahkan moral tempur dan merusak kepercayaan publik pada pemerintah," kata inspektur jenderal utama Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah laporan pada Juli.

Setelah Kabul direbut Taliban, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan negara itu pada Minggu. Dalam postingan di halaman Facebooknya, Ashraf Ghani mengatakan bahwa ia dihadapkan oleh keputusan yang sulit yaitu nasib jutaan penduduk Kabul dan keamanan kota yang telah dipertahankannya setelah 20 tahun perang. REUTERS/Stringer

Setelah mengambil alih petak pedesaan terpencil, Taliban mengamankan pos perbatasan, memotong sumber utama pendapatan pemerintah dan dukungan dari klan lokal yang secara tradisional mengambil bagian dari retribusi pabean sebagai imbalan atas kesetiaan mereka.

Strategi tersebut secara fatal melemahkan pemerintah yang dipimpin oleh Ashraf Ghani, seorang akademisi terlatih Barat yang didukung AS tetapi dengan sedikit dukungan rakyat di luar Kabul dan hubungan yang buruk bahkan dengan beberapa komandannya sendiri.

Begitu dia melarikan diri dari istana kepresidenan pada Ahad, menteri pertahanannya, Jenderal Bismillah Mohammadi, menulis di Twitter bahwa Ghani telah "mengikat tangan kami di belakang punggung kami dan menjual negara kami. Terkutuk Ghani dan kelompoknya."

Sebagai seorang Pashtun yang tidak dipercaya oleh anggota kelompok etnis lain, Ahsraf Ghani mengandalkan dukungan pada para pemimpin nakal dari bekas Aliansi Utara yang direkrut AS untuk mengalahkan Taliban pada 2001. Mereka termasuk Atta Mohammad Noor, mantan gubernur Provinsi Balkh, dan pemimpin etnis Uzbekistan Rashid Dostum.

Tetapi kesabaran Taliban merusak sistem patronase yang membuat para pemimpin seperti itu tetap di tempatnya, dan pada Sabtu, mereka melarikan diri.

Atta Noor menyalahkan adanya "konspirasi besar, terorganisir, dan pengecut" karena bentengnya yang dulu tak tertembus di kota utara Mazar-i-Sharif jatuh tanpa perlawanan, sehari sebelum milisi Taliban memasuki ibu kota Kabul.

Baca juga: Presiden Jerman Sebut Kekacauan di Bandara Kabul Memalukan bagi Barat

REUTERS

Berita terkait

Banjir Musnahkan Desa-desa di Afghanistan, Korban Tewas Jadi 315 Orang

2 hari lalu

Banjir Musnahkan Desa-desa di Afghanistan, Korban Tewas Jadi 315 Orang

Afghanistan dilanda banjir parah yang menyapu desa-desa dan menyebabkan ribuan orang mengungsi.

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

3 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

9 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

11 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

11 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

18 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

21 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

50 hari lalu

ISIS Cabang Afghanistan Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Moskow, Siapa Mereka?

Serangan mematikan di Moskow yang diklaim oleh afiliasi ISIS menyebabkan 137 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

8 Maret 2024

Indonesia Kirim Bantuan Vaksin Polio ke Afghanistan

Indonesia bekerja sama di antaranya dengan UNICEF memberikan bantuan vaksin polio bOPV ke Afghanistan

Baca Selengkapnya

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

6 Maret 2024

Inggris Tangkap 5 Anggota Pasukan Khusus SAS, Diduga Terlibat Kejahatan Perang di Suriah

Lima anggota unit pasukan khusus elit SAS Inggris ditangkap karena dicurigai melakukan kejahatan perang di Suriah

Baca Selengkapnya