Taliban Tangkap Singa Herat Ismail Khan, Komandan Milisi Veteran Afghanistan
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Sabtu, 14 Agustus 2021 14:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Taliban telah merebut sebagian besar Herat, kota terbesar ketiga di Afghanistan. Selain itu Taliban juga menangkap komandan veteran lokal yang memimpin perlawanan milisi di Herat, Ismail Khan.
Jatuhnya Herat telah memberikan pukulan mengejutkan bagi pemerintah Presiden Ashraf Ghani hanya beberapa minggu setelah ditariknya pasukan Amerika Serikat. Seorang pejabat mengatakan pasukan pemerintah Afghanistan telah setuju untuk mundur dari bandara Herat, 15 kilometer dari kota.
Namun sumber lain mengatakan pasukan Afghanistan masih berada di bandara pada pukul 1 siang waktu setempat.
“Taliban setuju mereka tidak akan menimbulkan ancaman atau bahaya bagi pejabat pemerintah yang menyerah,” kata Anggota Dewan Provinsi Ghulam Habib Hashimi.
Saat pertempuran mereda, jalan-jalan di Herat menjadi sunyi. Herat adalah pusat ekonomi utama yang dihuni 600 ribu orang. Letaknya strategis, berbatasan dengan Iran dan selama berabad-abad menjadi salah satu pusat bersejarah budaya Persia.
"Keluarga telah pergi atau bersembunyi di rumah mereka," kata Hashimi, yang menggambarkan Herat sebagai kota hantu. Herat menjadi saksi pertempuran sengit antara tentara pemerintah dengan Taliban setelah penarikan pasukan Amerika Serikat.
Menurut Hashimi, Ismail Khan telah diserahkan bersama gubernur provinsi dan pejabat keamanan. Dia tidak merinci kesepakatan dengan Taliban.
Penangkapan Ismail Khan, dikonfirmasi oleh juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid. Penangkapan tersebut memberikan salah satu simbol paling kuat dari runtuhnya perlawanan di kota.
Foto dan video yang memperlihatkan Ismail Khan berada di tangan para pemberontak dibagikan secara luas di media sosial. Namun foto ini tidak dapat segera diverifikasi.
Ismail Khan secara luas dikenal sebagai Singa Herat. Keterlibatannya dalam perang Afghanistan memicu intervensi Soviet 1979. Ia kembali berperang di garis depan sebulan yang lalu saat ancaman terhadap Herat meningkat.
Baca: Taliban Makin Ganas, Bagaimana Nasib WNI di Afghanistan?
REUTERS