2 Kota Besar di Afganistan Jatuh ke Taliban

Reporter

Tempo.co

Jumat, 13 Agustus 2021 12:43 WIB

Pemberontak Taliban merekam pesan setelah merebut Pul-e-Khumri, ibu kota provinsi Baghlan, Afganistan, yang diunggah 10 Agustus 2021. Ribuan warga Afganistan yang wilayahnya diserbu Taliban telah mengungsi ke distrik lain atau bersembunyi di rumah masing-masing. REUTERS/Taliban

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban pada Kamis, 12 Agustus 2021, mengklaim telah mengendalikan dua kota terbesar di Afganistan, yakni Kandahar dan Herat. Penambil-alihan kedua kota besar tersebut melambangkan kemenangan militer terbesar Afganistan sejak kelompok radikal itu memulai penyerangan besar-besaran pada Mei 2021.

Stasiun televisi Al Jazeera mewartakan Juru bicara Taliban mengatakan kejatuhan kota-kota besar di Afganistan menandakan masyarakat Afganistan menerima militan Taliban. Kandahar dan Herat adalah kota terbesar kedua dan ketiga di Afganistan.

Pemberontak Taliban berjaga di samping bendera Taliban yang dikibarkan di gerbang markas polisi di Kota Ghazni, Afganistan, 12 Agustus 2021. Dikuasainya Kota Ghazni, membuat Taliban semakin dekat dengan Ibu Kota Afganistan, Kabul, yang berjarak 150 kilometer dari Ghazni. Taliban Handout/via REUTERS

Advertising
Advertising

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin melakukan pembicaraan dengan Presiden Afganistan Ashraf Ghani pada Kamis, 12 Agustus 2021, dan mengatakan pada Ghani bahwa Amerika Serikan akan tetap berinvestasi di bidang keamanan dan stabilitas di Afganistan. Amerika Serikat pun berkomitmen mendukung solusi politik atas konflik di Afganistan.

Menanggapi kondisi yang terjadi di Afganistan saat ini, Pentagon mengatakan akan mengirimkan sekitar 3 ribu pasukan tambahan dalam tempo 48 jam untuk mengevakuasi pegawai Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kota Kabul.

“Kami memperkirakan akan menarik kehadiran diplomat inti di Afganistan dalam beberapa pekan ke depan,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price, yang menekankan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat tidak tutup.

Selain Amerika Serikat, Inggris juga akan mengerahkan sekitar 600 pasukan untuk membantu warga negaranya dan mereka yang bekerja sebagai penterjemah, keluar dari Afganistan.

PBB memperingatkan serangan Taliban ke Ibu Kota Kabul akan menjadi sebuah bencana bagi warga sipil Afganistan. Amerika Serikat dan Jerman sudah mendesak semua warga negaranya agar meninggalkan Afganistan secepatnya.

Sedangkan di Qatar, sejumlah utusan khusus untuk Afganistan ramai-ramai menyerukan sebuah proses damai karena kondisi di Afganistan saat ini sudah mendesak. Serangan di kota-kota di Afganistan harus dihentikan.

Laporan media menyebut Kota Kandahar dan Herat sudah jatuh ke tangan Taliban. Itu adalah kota terbesar kedua dan ketiga di Afganistan, yang dikuasai Taliban dalam serangan sepekan terakhir. Sedangkan pada Kamis pagi, 12 Agustus 2201, Taliban juga menguasai Ghazni yang terletak sekitar 150 kilometer dari baratdaya Ibu Kota Kabul.

Baca juga: WNI di Afganistan Tinggal 6 Orang

Sumber: Reuters

Berita terkait

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

21 jam lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

23 jam lalu

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

Benjamin Netanyahu memastikan akan melancarkan operasi militer melawan Hamas di Rafah, selatan Gaza, tak peduli apakah akan tercipta kesepakan

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

1 hari lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

2 hari lalu

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

Setelah sebulan kejadian penyerangan pada relawan World Central Kitchen, LSM itu sekarang siap beroperasi kembali

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

3 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

5 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

6 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

7 hari lalu

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

Ebrahim Raisi tidak akan diam jika negaranya diserang Israel, bahkan akan melakukan pemusnahan.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

8 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Kawal Putusan BRIN, Ratusan Warga Muncul Akan Kembali Aksi Besok

9 hari lalu

Kawal Putusan BRIN, Ratusan Warga Muncul Akan Kembali Aksi Besok

Besok, ratusan warga Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan akan kembali menggeruduk kantor BRIN untuk meminta hasil mediasi.

Baca Selengkapnya