TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengkonfirmasi jumlah WNI yang masih berada di Afganistan hanya enam orang.
“KBRI Kabul masih terus menjalin komunikasi yang baik dengan WNI yang ada di Afganistan, saat ini mereka dalam kondisi yang baik,” kata Direktur Perlindungan WNI & BHI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, Kamis, 12 Agustus 2021 kepada Tempo.
Seorang anak dari keluarga yang melarikan diri dari rumahnya tertidur di penampungan di sebuah taman umum di Ibu Kota Kabul, Afganistan, Selasa, 10 Agustus 2021. Pemberontak Taliban telah menguasai 65 persen wilayah Afganistan, dan dikhawatirkan akan berupaya menuju Ibu Kota. REUTERS/Stringer
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada Rabu, 11 Agustus 2021, mengatakan sedang menggodok konsensus internasional yang diperlukan bagi sebuah perjanjian damai di Afganistan. Konsensus itu tetap disiapkan, kendati saat ini Taliban memperlihatkan tanda-tanda perlawanan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ned Price mengatakan utusan khusus Afganistan dari Amerika Serikat, Cina, Rusia dan negara-negara lain sudah melakukan pertemuan di Ibu Kota Doha bersama Taliban dan negosiator pemerintah Afganistan dalam upaya memecahkan kebuntuan perundingan damai Taliban dan Afganistan.
Kelompok radikal Taliban telah menekan Pemerintah Afganistan melalui serangan-serangannya. Taliban telah menguasai setidaknya delapan ibu kota provinsi di Afganistan.
Menurut Price, Taliban melanggar kesepakatan antara Amerika Serikat dengan Taliban pada Februari 2020 lalu. Amerika Serikat akan menarik semua pasukannya Afganistan dari perang terpanjang tersebut.
“Menyerang ibu kota provinsi dan menargetkan warga sipil tidak sesuai dengan semangat kesepakatan,” kata Prince. Taliban membantah kalau mereka mengincar warga sipil.
Baca juga: Ibu Kota Afganistan Dikhawatirkan Bisa Jatuh ke Taliban
Afifa Rizkia Amani | Reuters