Bankir Prancis Mogok Makan di Olimpiade Tokyo, Rebutan Anak dengan Istri

Reporter

Tempo.co

Minggu, 25 Juli 2021 17:58 WIB

Ilustrasi Perdagangan Anak. humanium.org

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria warga negara Prancis, Vincent Fichot melakukan aksi mogok makan di luar salah satu stadion Olimpiade Tokyo. Ia mengaku belum makan selama hampir dua pekan.

Fichot, 39 tahun, memprotes hukum di Jepang yang melegalkan anak-anak dari korban perceraian, untuk diasuh secara sepihak oleh salah satu orang tua. Ia menyatakan hal itu adalah penculikan anak-anak secara legal.

Bankir di Nomura ini berpisah dari istrinya seorang warga negara Jepang pada 2018. Saat pulang kerja, ia tak mendapati istri dan kedua anaknya di rumah. Sejak itu, ia tak pernah bertemu putranya yang berusia 6 tahun dan putrinya berusia 4 tahun. Ia tak mengetahui di mana ketiga anggota keluarganya tersebut berada.

Tindakan dramatis itu dilakukan saat Tokyo sedang musim panas. Ia ingin penderitaannya sebagai orang tua yang tak bisa bertemu anak, diberi perhatian oleh pemerintah.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan akan mengangkat soal hak asuh ini ketika bertemu Perdana Menteri Yoshihide Suga pada Sabtu, 24 Juli 2021. Macron adalah satu-satunya kepala negara G7 yang mengunjungi Jepang dalam pesta Olimpiade Tokyo ini.

Advertising
Advertising

Tidak seperti banyak negara, Jepang tak mengizinkan hak asuh ganda atas anak-anak. Dalam beberapa kasus, satu orang tua mengambil anak-anak dan memblokir kontak dengan yang lain. Isu yang paling sering menarik perhatian dalam kasus suami asing yang bercerai dari wanita Jepang.

"Penculikan anak yang tidak dikriminalisasi adalah sah dan didorong oleh otoritas Jepang. Mereka menolak untuk mengambil tindakan," kata Fichot kepada Reuters.

Fichot yang sudah berkemah sejak 10 Juli, menginginkan kompensasi untuk anak-anaknya. Jika itu tidak berhasil, dia mengancam akan melakukan mogok makan sampai mati. "Saya akan pergi sampai akhir."

Fichot telah meluncurkan petisi online mencari dukungan agar bertemu kembali dengan anak-anaknya. Petisi itu hingga Jumat malam telah menerima lebih dari 24.000 tanda tangan.

Kementerian Kehakiman Jepang tak menjawab panggilan telepon dari Reuters. Pada 2019, Menteri Kehakiman Yoko Kamikawa mengatakan bahwa anak-anak dari orang tua yang bercerai, akan diasuh bersama.

Adapun Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi mengatakan dia tidak bisa mengomentari kasus Fischot. "Harus diselesaikan antara pihak-pihak yang terlibat sesuai dengan hukum domestik," ujarnya.

DEWI | REUTERS | THE GUARDIAN

Berita terkait

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

3 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

8 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

13 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Lonjakan Wisatawan Buat Warga Kepulauan Canary Protes Mogok Makan, Profil Kepulauan di Spanyol Itu

15 hari lalu

Lonjakan Wisatawan Buat Warga Kepulauan Canary Protes Mogok Makan, Profil Kepulauan di Spanyol Itu

Warga Kepulauan Canary lakukan mogok makan akibat membludaknya turis. Begini profil Kepulauan Canary di wilayah Spanyol.

Baca Selengkapnya

Warga Kepulauan Canary Mogok Makan Justru karena Wisatawan Membludak, Ini Alasannya

15 hari lalu

Warga Kepulauan Canary Mogok Makan Justru karena Wisatawan Membludak, Ini Alasannya

Warga Kepulauan Canary, Spanyol melakukan mogok makan justru saat terjadi lonjakan wisatawan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Eks Wapres Ekuador Coba Bunuh Diri dan Mogok Makan, Protes Ditangkap Korupsi

18 hari lalu

Eks Wapres Ekuador Coba Bunuh Diri dan Mogok Makan, Protes Ditangkap Korupsi

Mantan Wakil Presiden Ekuador dilaporkan mencoba bunuh diri dan sedang mogok makan untuk memprotes penangkapannya.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

21 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

22 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

22 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

27 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya