Istri Presiden Jovenel Moise Kembali ke Haiti Setelah Dirawat di Amerika Serikat
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Minggu, 18 Juli 2021 14:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Martine Moise, janda dari mendiang Presiden Haiti Jovenel Moise, kembali ke negaranya pada Sabtu untuk pemakaman suaminya setelah dia dirawat di sebuah rumah sakit Miami karena luka yang diderita selama serangan 7 Juli di kediaman pribadi mereka.
Jovenel Moise ditembak mati ketika para pembunuh bersenjata senapan serbu menyerbu rumahnya di perbukitan di Port-au-Prince, membuat Haiti terguncang dan memicu penyelidikan untuk mengidentifikasi motif pembunuhan.
Kantor Perdana Menteri mengirim video Twitter Martine Moise tiba kembali di bandara internasional Toussaint Louverture di ibu kota Haiti pada hari Sabtu, mengenakan pakaian serba hitam, mengenakan rompi anti-peluru dan dengan lengan kanannya dibebat. Dia disambut oleh Perdana Menteri Sementara Claude Joseph.
"Perdana Menteri, Dr. Claude Joseph, menyambut Ibu Negara, Martine Moise, yang tiba di Haiti untuk pemakaman suaminya," kata kantor Perdana Menteri Haiti, dikutip dari Reuters, 18 April 2021.
Martine Moise telah mencuit awal pekan ini ketika berada di Miami bahwa dia masih berdamai dengan pembunuhan suaminya dan berterima kasih kepada "malaikat pelindung yang membantunya melewati masa yang mengerikan".
Sebelumnya pada hari Sabtu, kelompok Core Group (kelompok perwakilan diplomatik negara-negara dan lembaga internasional di Haiti), mendesak pembentukan pemerintahan Haiti yang konsensual dan inklusif.
"Untuk tujuan ini, kami sangat mendorong Perdana Menteri yang ditunjuk Ariel Henry untuk melanjutkan misi yang dipercayakan kepadanya untuk membentuk pemerintahan seperti itu," kata kelompok itu, dikutip dari Reuters, 18 Juli 2021.
Core Group terdiri dari duta besar dari Jerman, Brasil, Kanada, Spanyol, Amerika Serikat, Prancis, Uni Eropa dan perwakilan khusus dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Negara-negara Amerika.
Henry, yang ditunjuk Moise sebagai Perdana Menteri sesaat sebelum dibunuh, belum dilantik untuk posisinya dan negara dipimpin oleh Joseph.
"Saat Haiti menghadapi bahaya serius, para anggota kelompok itu menyampaikan harapan agar semua aktor politik, ekonomi, dan masyarakat sipil di negara itu sepenuhnya mendukung pihak berwenang dalam upaya mereka memulihkan keamanan di seluruh negeri," kata Core Group.
Kelompok itu juga menyerukan diselenggarakannya pemilihan legislatif dan presiden yang bebas, adil, transparan, dan kredibel secepat mungkin.
Oposisi senior Senator Patrice Dumont, satu dari hanya 10 anggota parlemen yang duduk di Senat yang memiliki 30 kursi, mengatakan pada hari Kamis bahwa pemilihan yang adil tidak dapat diadakan setidaknya selama satu tahun karena pengaruh geng-geng dan dewan pemilihan yang dikompromikan.
Pada hari Jumat seorang kepala polisi Kolombia mengatakan pembunuhan Jovenel Moise mungkin telah diperintahkan oleh seorang mantan pejabat kementerian kehakiman Haiti, mengutip penyelidikan awal yang telah melibatkan Haiti-Amerika dan mantan tentara Kolombia.
Baca juga: Mantan Pejabat Haiti Diduga Sebagai Dalang Pembunuhan Presiden Jovenel Moise
REUTERS