Anak-Anak Migran di AS Diduga Diberikan Makanan Basi

Selasa, 22 Juni 2021 15:00 WIB

Pusat penahanan anak imigran di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko. Grassrootsdempolitics

TEMPO.CO, - Anak-anak migran yang dikirim ke tempat penampungan darurat di Amerika Serikat diduga tidak mendapat pelayanan yang baik. Mereka mengaku kondisi di penampungan penuh sesak, diberikan makanan basi, kurangnya pakaian bersih, dan harus berjuang melawan depresi.

Hal ini disampaikan oleh 17 anak yang bersaksi di pengadilan pada Senin kemarin. Mereka adalah anak-anak berusia sembilan hingga 17 tahun yang sebagian besar dari Guatemala, Honduras, dan El Salvador, seperti dilaporkan Reuters, Selasa, 22 Juni 2021.

Dalam satu kesaksian, seorang gadis 13 tahun dari Honduras mengatakan dia ditempatkan dalam daftar pengawasan bunuh diri saat berada di tempat penampungan darurat di Fort Bliss di El Paso, Texas. Remaja itu telah berada di penampungan selama dua bulan. Ia mengaku terpisah dari ayahnya ketika menyeberangi sungai ke Amerika Serikat.

"Makanan di sini mengerikan. Kemarin kami diberi hamburger tapi saya tidak bisa memakannya karena ada bau busuk yang keluar dari roti. Saya benar-benar hanya makan es loli dan jus karena itu satu-satunya makanan yang bisa saya percaya," katanya.

Seorang gadis Guatemala berusia 14 tahun, yang ditahan di fasilitas darurat di Houston, mengatakan pada bulan lalu jika hawa di sana sangat panas hingga membuatnya sering haus. Menurut dia, anak-anak di sana terpaksa minum susu kedaluwarsa ketika air habis. Dia mengaku ada delapan anak perempuan yang pingsan karena panas dan kekurangan air dan staf membawa mereka ke rumah sakit terdekat.

Seorang gadis 17 tahun dari Guatemala, yang ditahan di Fort Bliss, mengaku harus tidur di tenda putih besar bersama sekitar tiga ratus anak lainnya, di dipan yang ditumpuk di atas satu sama lain.

Sementara itu, seorang remaja berusia 17 tahun dari Honduras mengatakan mereka tidur di area yang luas di pusat konvensi Dallas, di mana ia diberitahu ada 2.600 anak bersamanya. "Saya merasa sesak karena begitu banyak orang di sekitar saya," ucap dia dalam sebuah pernyataan tertanggal 29 Maret.

Kesaksian ini memberikan pandangan lebih detail tentang kondisi di tempat penampungan darurat yang dibangun dengan tergesa-gesa oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk menangani peningkatan tajam dalam jumlah anak migran tanpa pendamping yang tiba di perbatasan AS-Meksiko.

Dalam beberapa bulan terakhir, anak-anak telah dipindahkan lebih cepat dari stasiun Patroli Perbatasan yang padat ke tempat penampungan darurat dalam upaya untuk menghubungkan mereka dengan anggota keluarga atau sponsor lain di Amerika Serikat.

Kesaksian anak-anak, yang direkam antara Maret dan awal Juni, menunjukkan pemerintahan Biden, dalam beberapa kasus memang berusaha untuk memberikan perawatan yang optimal bagi anak-anak.

Ada sekitar 14.500 anak-anak migran tanpa pendamping saat ini dalam perawatan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat (HHS), turun dari 22 ribu pada akhir April. HHS belum bisa dimintai komentar.


Baca juga: Sembilan Anak Tewas dalam Kecelakaan Beruntun di Alabama

Sumber: REUTERS

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

1 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

4 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

4 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

5 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

15 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

19 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

20 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

23 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

23 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

1 hari lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya