Surat Kabar Pro-Demokrasi Hong Kong Apple Daily Akan Tutup dalam Beberapa Hari

Senin, 21 Juni 2021 15:00 WIB

Salinan surat kabar Apple Daily Next Digital terlihat di kios koran di Hong Kong, Cina 17 Mei 2021. [REUTERS/Lam Yik]

TEMPO.CO, Jakarta - Surat kabar pro-demokrasi Hong Kong, Apple Daily, akan tutup dalam beberapa hari setelah pihak berwenang membekukan aset perusahaan di bawah UU Keamanan Nasional Hong Kong, menurut penasihat pemilik Apple Daily Jimmy Lai pada Senin.

Penutupan Apple Daily akan merusak reputasi Hong ong sebagai masyarakat bebas dan akan membuat perusahaan lain berisiko terancam dengan Undang-undang Keamanan Nasional Hong Kong.

Next Digital, penerbit surat kabar terlaris berusia 26 tahun itu, akan mengadakan rapat dewan pada hari Senin untuk membahas bagaimana bergerak maju setelah jalur kreditnya dibekukan, kata penasihatnya, Mark Simon.

"Vendor mencoba memasukkan uang ke rekening kami dan ditolak," katanya melalui telepon dari Amerika Serikat, dikutip dari Reuters, 21 Mei 2021.

"Kami pikir kami akan bisa sampai akhir bulan. Ini semakin sulit. Ini pada dasarnya hanya dalam hitungan hari," katanya.

Advertising
Advertising

Apple Daily mengatakan pada hari Minggu pembekuan asetnya telah meninggalkan surat kabar liberal dengan hanya uang tunai selama "beberapa minggu" untuk operasi normal.

Pengusaha media Jimmy Lai Chee-ying, pendiri Apple Daily (tengah) ditahan oleh unit keamanan nasional di Hong Kong, Cina 10 Agustus 2020. Taipan media Hong Kong Jimmy Lai menjadi orang yang paling terkenal ditangkap di bawah undang-undang keamanan nasional yang baru pada hari Senin, ditahan atas dugaan kolusi dengan pihak asing ketika sejumlah polisi menggeledah kantor surat kabar Apple Daily miliknya. [REUTERS/Tyrone Siu]

Pemimpin Redaksi Ryan Law, 47 tahun, dan Chief Executive Cheung Kim-hung, 59 tahun, ditolak jaminannya pada Sabtu setelah didakwa berkolusi dengan pihak asing.

Tiga eksekutif lainnya juga ditangkap pada hari Kamis ketika 500 petugas polisi menggerebek kantor surat kabar itu, menuai kecaman dari negara-negara Barat, kelompok hak asasi global dan juru bicara hak asasi manusia PBB.

Ketiganya masih dalam penyelidikan namun sudah dibebaskan dari tahanan polisi.

Pejabat Hong Kong dan Cina mengatakan kebebasan pers tidak dapat digunakan sebagai tameng bagi mereka yang melakukan kejahatan, dan mengecam kritik itu sebagai "campur tangan asing".

Pada Mei, Reuters melaporkan kepala keamanan Hong Kong telah mengirim surat kepada taipan Jimmy Lai dan cabang-cabang HSBC dan Citibank mengancam hingga tujuh tahun penjara untuk setiap transaksi dengan rekening Jimmy Lai di Hong Kong.

Seorang juru bicara Citibank yang berbasis di Hong Kong mengatakan pada saat itu bank tidak mengomentari akun klien individu. HSBC menolak berkomentar.

Pihak berwenang juga menuntut tiga perusahaan yang terkait dengan Apple Daily atas dugaan kolusi dengan negara asing dan telah membekukan aset mereka sebesar HK$18 juta (Rp33,4 miliar).

Simon mengatakan bahwa sekarang menjadi tidak mungkin untuk melakukan operasi perbankan di pusat keuangan global.

"Kami tidak bisa bank. Beberapa vendor mencoba melakukan itu sebagai bantuan ... dan ditolak."

Surat kabar itu mendapat tekanan yang meningkat sejak pemilik dan kritikus Beijing, Jimmy Lai, yang sekarang dipenjara, ditangkap di bawah Undang-undang Keamanan Nasional Hong Kong Agustus lalu dan sejak itu beberapa asetnya dibekukan.

Apple Daily berencana untuk meminta Biro Keamanan pemerintah untuk mencairkan aset pada hari Senin dan gagal dalam upaya itu. Apple Daily kemungkinan akan menggugat keputusan itu ke pengadilan.

Simon mengatakan beberapa wartawan telah menerima panggilan telepon yang mengancam dari sumber yang tidak dikenal.

"Staf kami sekarang hanya khawatir tentang keselamatan pribadi," katanya.

Polisi mengatakan puluhan artikel Apple Daily diduga melanggar UU Keamanan Nasional Hong Kong, kasus pertama di mana pihak berwenang mengutip artikel media yang berpotensi melanggar undang-undang kontroversial tersebut.

Baca juga: Asetnya Dibekukan, Media Pro-Demokrasi Hong Kong Apple Daily Kehabisan Uang

REUTERS

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

12 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

17 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

17 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

18 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

22 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya