Rusia Mau Singkirkan Dolar AS, Beralih ke Euro dan Emas

Selasa, 8 Juni 2021 07:30 WIB

Ilustrasi mata uang asing. (Euro, dolar Hong Kong, dolar A.S., Yen Jepang, Pounsterling Inggris, dan Yuan Cina). REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia berencana untuk mengalihkan likuiditas mata uang negara dari dolar AS ke euro, kata Kementerian Keuangan Rusia mengumumkan pada Senin.

"Tujuan nomor satu kami adalah mengubah Rusia menjadi negara yang berorientasi euro, sehingga menggantikan dolar dengan euro," kata Dmitry Timofeev, kepala departemen pengendalian tindakan pembatasan eksternal di Kementerian Keuangan Rusia, dikutip dari Russia Today, 8 Juni 2021.

Timofeev mangatakan Rusia memiliki banyak alasan untuk langkah tersebut, menambahkan bahwa pemerintah sedang mempersiapkan berbagai insentif bagi bisnis untuk beralih ke mata uang tunggal Eropa.

"Karena kita adalah ekonomi pasar, kita tidak bisa hanya memerintahkan: berhenti menggunakan dolar," kata Timofeev, meskipun dia menambahkan bahwa beberapa perusahaan milik negara mungkin terpaksa bergeser dari menggunakan dolar AS.

"Kita perlu mengembangkan alat yang diperlukan dalam satu paket untuk menggerakkan seluruh ekonomi lebih jauh dari dolar, yang pada kenyataannya, akan memungkinkan kita untuk menghindari sanksi dan membuat dunia lebih demokratis," katanya.

Advertising
Advertising

Berbicara pada forum ekonomi Saint Petersburg Jumat kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Amerika Serikat menggunakan dolar sebagai alat perang ekonomi dan politik, Reuters melaporkan.

Putin juga mengatakan Rusia mungkin mempertimbangkan untuk menyelesaikan transaksi minyak dan gas dalam mata uang nasional lainnya dan euro.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato selama sesi Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) di Saint Petersburg, Rusia, 4 Juni 2021. [Anatoly Maltsev/Pool via REUTERS]

Sehari sebelumnya, pada Kamis, Rusia mengatakan akan membuang semua aset dolar AS di National Wealth Fund (NWF) dan meningkatkan kepemilikan dalam euro, yuan Cina, dan emas dalam apa yang menurut para analis adalah langkah politik menjelang pertemuan Putin dengan Joe Biden pada akhir Junli.

Rusia telah secara bertahap mengurangi kepemilikan dolarnya sejak sanksi Barat atas tanggapan pencaplokan Krimea oleh Rusia pada tahun 2014, dan telah berusaha untuk memisahkan sebagian dari sistem keuangan Barat.

"Seperti bank sentral, kami telah memutuskan untuk mengurangi investasi NWF dalam aset dolar," kata Menteri Keuangan Anton Siluanov di Forum Ekonomi Internasional St Petersburg.

Setelah perubahan, yang akan diselesaikan dalam waktu satu bulan, dana tersebut akan menyimpan 40% asetnya dalam euro, 30% dalam yuan, dan 20% dalam emas. Yen Jepang dan poundsterling Inggris masing-masing akan menyumbang 5%, kata Siluanov.

Bagian dolar akan turun dari 35%, sedangkan bagian poundsterling akan dibagi dua. Emas akan ditambahkan ke NWF untuk pertama kalinya.

Pengumuman peralihan dari dolar AS ke euro muncul beberapa hari setelah Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan bahwa National Wealth Fund (NWF) akan mengurangi bagian dolarnya menjadi nol dalam bulan depan.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak memperingatkan bahwa Rusia mungkin segera tergoda untuk menjauh dari kontrak minyak mentah berdenominasi dolar AS jika pemerintah AS terus menumpuk sanksi ekonomi yang ditargetkan.

Baca juga: Vladimir Putin Sebut Amerika Ikuti Jejak Uni Soviet dengan Mengancam Negara Lain

RUSSIA TODAY | REUTERS

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya