Pembawa Acara Talk Show Politik Populer Pakistan Diskors karena Kritik Militer

Selasa, 1 Juni 2021 12:00 WIB

Hamid Mir saat membawakan program di studi pada 2010.[Geo TV/Wikimedia]

TEMPO.CO, Jakarta - Pembawa acara talk show politik terkemuka Pakistan, Hamid Mir, diskors dari program regulernya di televisi Geo News pada Senin, setelah pekan lalu dia mengkritik militer karena perannya dalam penyensoran media.

Seorang juru bicara Geo tidak merinci apakah penangguhan Mir itu permanen, tetapi acaranya dipandu oleh pembawa acara pada hari Senin, dikutip dari Reuters, 1 Juni 2021.

Mir, yang selamat dari upaya pembunuhan pada 2014, adalah target terbaru dari tindakan keras media yang didukung militer yang dimulai menjelang pemilu Pakistan 2018 yang memenangkan Perdana Menteri Imran Khan.

Kritikus mengatakan tindakan keras itu adalah bagian dari kampanye untuk menekan oposisi Khan, dan membungkam suara-suara kritis di media untuk menopangnya sebagai anak didik militer. Militer maupun Khan menyangkal tuduhan itu.

"Memaksa pembawa acara talk show berita populer seperti Hamid Mir tidak mengudara setelah menyuarakan kritik terhadap militer Pakistan, dan menyatakan dukungannya untuk sesama jurnalis, hanya menggarisbawahi kurangnya kebebasan pers sebenarnya di Pakistan," kata Steven Butler, koordinator program Asia CPJ.

Advertising
Advertising

Pakistan Federal Union of Journalists (PFUJ) dan Amnesty International South Asia and Human Rights Commission of Pakistan (HRCP) juga mengecam apa yang terjadi terhadap Mir.

"Sensor, pelecehan, dan kekerasan fisik tidak boleh terjadi kepada jurnalis yang melakukan pekerjaan mereka," tegas Amnesty.

Seorang juru bicara Geo News TV mengatakan Mir tidak akan menjadi pembawa acara "untuk sementara" mulai Senin. Beberapa pejabat kelompok media itu, yang berbicara dengan sayarat anonim, mengatakan saluran televisinya berada di bawah tekanan kuat dari militer untuk memberhentikan Mir sejak kritik terakhirnya.

Militer tidak menanggapi permintaan komentar.

"Saya dilarang dua kali di masa lalu. Kehilangan pekerjaan dua kali. Bertahan dari upaya pembunuhan tetapi tidak bisa berhenti menyuarakan hak-hak yang diberikan dalam konstitusi," kata Mir, yang menjadi pembawa acara salah satu acara bincang-bincang politik berperingkat tertinggi di Geo News, bagian dari grup media terbesar di Pakistan.
"Kejadian semacam ini bukanlah hal baru buat saya," kata Mir.

Mir pernah ditembak beberapa kali dan terluka parah pada tahun 2014.

Saat berbicara dengan BBC, Mir menuduh istri dan putrinya telah diancam, sementara saudaranya telah dipanggil oleh Badan Investigasi Federal (FIA) dalam beberapa kasus lama, Dawn melaporkan.

"Kali ini saya siap untuk segala konsekuensi dan siap untuk melangkah sejauh mana pun karena mereka mengancam keluarga saya," kata Mir di Twitter.

Selama akhir pekan, Mir mengkritik militer selama protes yang diadakan terhadap serangan minggu lalu terhadap mantan produser berita TV, Asad Ali Toor, yang telah memproduksi video blog di saluran YouTube-nya, sering mempertanyakan peran tentara dalam politik. Toor mengatakan kepada polisi bahwa dia disiksa oleh tiga pria bersenjata yang masuk ke apartemennya, dan salah satu dari mereka memperkenalkan dirinya sebagai pejabat dari agen mata-mata Inter Services Intelligence (ISI).

Kementerian informasi Pakistan mengatakan ISI tidak terlibat dalam insiden itu.

Toor adalah kritikus kedua yang diserang dalam beberapa bulan terakhir setelah mantan jurnalis senior Absar Alam selamat dari luka tembak oleh pria bersenjata tak dikenal di ibu kota Islamabad, dan jurnalis lain, Matiullah Jan, diculik oleh pria bersenjata tak dikenal berseragam polisi tahun lalu.

Sejak penumpasan 2018, sekitar 3.000 personel media kehilangan pekerjaan di Pakistan, kata serikat pekerja jurnalis lokal.

Reporters Without Borders mengatakan Pakistan termasuk di antara lima tempat paling mematikan bagi jurnalis untuk bekerja.

Baca juga: Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

REUTERS | DAWN

Berita terkait

Mengenal Sadiq Khan Wali Kota London Tiga Periode

1 hari lalu

Mengenal Sadiq Khan Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq Khan meraih kemenangan periode ketiga sebagai Wali Kota London. Ia dari Partai Buruh

Baca Selengkapnya

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

1 hari lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

2 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

2 hari lalu

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

5 hari lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

6 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

7 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

10 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

16 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

22 hari lalu

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan

Baca Selengkapnya