Konflik Dengan Rusia Memanas, Ukraina Teken Aturan Pemakaian Serdadu Cadangan

Rabu, 21 April 2021 14:30 WIB

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan prajurit berjalan di parit dekat garis depan dengan separatis yang didukung Rusia di Krasnohorivka di Wilayah Donetsk, Ukraina 7 Agustus 2020. REUTERS/Gleb Garanich

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memandang serius konflik dengan Rusia, menganggapnya bisa berkembang menjadi perang sewaktu-waktu. Untuk mengantisipasi hal tersebut, ia telah menekan regulasi baru untuk mempermudah penggunaan serdadu cadangan dalam situasi darurat. Sebelumnya, penggunaan serdadu cadangan harus diawali dengan pengumuman mobilisasi.

"Regulasi ini akan mempermudah penguatan unit militer manapun dengan serdadu cadangan. Hal itu akan memperkuat efektivitas mereka saat agresi militer," ujar Kantor Kepresidenan Ukraina dalam keterangan persnya, Rabu, 21 April 2021.

Regulasi itu sesungguhnya sudah disetujui oleh Parlemen Ukrainan pada Maret lalu. Namun, Zelensky baru menandatanganinya April ini usai melihat ketegangan dengan Rusia di perbatasan timur Ukraina dan Krimea meningjkat.

Seperti diberitakan sebelumnya, konflik antara Ukraina dan Rusia memanas beberapa hari terakhir. Pemicunya adalah aksi konsentrasi militer Rusia di kawasan perbatasan timur Ukraina serta Krimea. Di kedua lokasi, Rusia menerjunkan total 80 ribu personil militernya, lengkap dengan perlengkapan dan alutsista.

Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina ke-130 mengukuti latihan militer di pinggiran Kyiv, Ukraina pada 10 April 2021. REUTERS/Valentyn Ogirenko.


Ukraina menganggap aksi Rusia tersebut sebagai ajakan berperang. Sebab, tak jauh dari lokasi konsentrasi militer berdiri kawasan Donbass. Donbass adalah wilayah di mana kelompok separatis pro-Kremlin berperang dengan militer Ukraina.

Menurut Ukraina, Rusia berniat membantu kelompok separatis tersebut dan mengklaim Donbass sebagai wilayahnya. Jika itu rencananya, maka insiden Krimea di tahun 2014 terulang. Di tahun tersebut, Rusia mencaplok Krimea sebagai bagiannya. Adapun Rusia sudah membantah tuduhan itu walau tak menyangkal bakal bereaksi keras jika terjadi apa-apa terhadap kelompok separatis di Donbass.

Atas situasi tersebut, Ukraina sudah meminta Rusia untuk segera menarik pasukannya dari perbatasan timur Ukraina dan Krimea. Rusia bergeming, menolak permintaan itu dengan pembelaan mereka memiliki hak untuk melakukan konsentrasi militer. Ukraina kemudian meresponnya dengan meminta NATO untuk memasukkannya ke dalam keanggotaan dan meminta Uni Eropa menjatuhkan sanksi ke Rusia.

Bahkan, Selasa kemarin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menantang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menemuinya di Donbass. Zelensky ingin negosiasi damai digelar di sana jika Putin tak ingin perang terjadi. "Apakah Ukraina menginginkan perang? Tidak. Apakah Ukraina siap berperang? Jawabannya ya," ujar Zelenskiy.

Baca juga: Presiden Ukraina Ajak Vladimir Putin Bertemu di Medan Perang Donbass

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

6 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

20 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

20 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

21 jam lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

1 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya