PM Pakistan Ajak Negara Muslim Tuntut Negara Barat Kriminalisasi Penistaan Agama
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Selasa, 20 April 2021 17:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PM Pakistan Imran Khan menyerukan negara-negara Muslim bekerja sama untuk memastikan pemerintah Barat mengkriminalisasi penistaan terhadap Islam.
Dalam pidato yang disiarkan televisi dari Islamabad pada hari Senin, Imran Khan mengatakan dia akan memimpin kampanye negara-negara mayoritas Muslim untuk "meyakinkan" negara-negara Barat tentang masalah penistaan terhadap Nabi Muhammad, dikutip dari Al Jazeera, 20 April 2021.
"Kami perlu menjelaskan mengapa ini menyakitkan kami, ketika atas nama kebebasan berbicara mereka menghina kehormatan Nabi," kata Khan.
"Ketika 50 negara Muslim akan bersatu dan mengatakan ini, dan mengatakan bahwa jika hal seperti ini terjadi di negara mana pun, maka kami akan meluncurkan boikot perdagangan terhadap mereka dan tidak membeli barang-barang mereka, itu akan berpengaruh."
Imran Khan menyamakan masalah ini dengan Holocaust, dengan mengatakan bahwa negara-negara Barat telah memahami bahwa mempertanyakan Holocaust melukai sentimen masyarakat Yahudi, dan bahwa negara Barat perlu menangani masalah yang menghina Nabi Muhammad dengan cara yang sama.
Selama seminggu terakhir, kerusuhan kembali melanda Pakistan, dengan petugas polisi tewas dan disandera, dan kedutaan Prancis mengimbau warganya agar meninggalkan Pakistan, WION melaporkan.
Imran Khan sekarang berupaya menjaga ketertiban dalam negeri, berbulan-bulan setelah melancarkan perang kata-kata dengan Presiden Emmanuel Macron karena membela majalah Charlie Hebdo yang menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad, tindakan yang dianggap menghujat oleh banyak Muslim.
Penistaan agama adalah isu sensitif di Pakistan, di mana bentuk kejahatan tertentu dapat dijatuhi hukuman mati. Sejak 1990, setidaknya 78 orang telah dibunuh dalam kekerasan massa dan serangan yang ditargetkan terkait dengan tuduhan penistaan agama, Al Jazeera melaporkan.
Pidato Khan datang ketika pemerintahnya terus bernegosiasi pada hari Senin dengan kelompok sayap kanan Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP), yang mengadakan protes kekerasan selama berhari-hari minggu lalu dan menculik beberapa petugas polisi pada hari Minggu
Sejak November, TLP telah menuntut PM Pakistan mengusir duta besar Prancis atas komentar Macron di mana dia membela hak publikasi untuk menerbitkan kembali kartun Nabi Muhammad.
Baca juga: Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan