India Akan Impor Vaksin Covid-19 Setelah Alami Lonjakan Kasus Corona
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Rabu, 14 April 2021 10:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - India pada Selasa mengatakan akan mempercepat persetujuan darurat untuk vaksin Covid-19 yang disahkan oleh negara-negara Barat dan Jepang, membuka jalan bagi kemungkinan impor vaksin Pfizer, Johnson & Johnson, dan Moderna.
Langkah tersebut, yang akan membebaskan perusahaan dari melakukan uji keamanan lokal untuk vaksin mereka, dilakukan setelah India mengalami lonjakan kasus terbesar di dunia di negara itu bulan ini.
Sejak 2 April, India telah melaporkan jumlah infeksi harian tertinggi. India melaporkan 161.736 kasus pada hari Selasa, menjadikan total menjadi 13,7 juta, sementara kematian naik 879 menjadi 171.058, dikutip dari Reuters, 14 April 2021.
Pada hari Selasa, negara bagian Maharashtra, yang menyumbang sekitar seperempat kasus nasional India, mengatakan akan memberlakukan pembatasan ketat mulai Rabu untuk mencoba menahan penyebaran.
Kementerian kesehatan mengatakan vaksin yang disahkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau otoritas di Amerika Serikat, Eropa, Inggris dan Jepang dapat diberikan persetujuan penggunaan darurat di India.
"Jika salah satu dari regulator ini telah menyetujui vaksin, vaksin tersebut sekarang siap untuk dikirim ke India untuk digunakan, diproduksi dan dikemas," kata Vinod Kumar Paul, seorang pejabat senior kesehatan pemerintah, Reuters melaporkan.
"Kami berharap dan kami mengundang para pembuat vaksin seperti Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson dan lainnya ... untuk siap datang ke India sedini mungkin."
India memiliki kapasitas produksi vaksin global terbesar dan telah mengekspor puluhan juta dosis sebelum permintaannya sendiri melonjak dan menyebabkan kekurangan di beberapa negara bagian.
Puluhan negara miskin mengandalkan ekspor India untuk program vaksinasi mereka.
Sementara itu, Pfizer mengatakan akan berupaya membawa vaksinnya ke India setelah mencabut proposal penggunaan daruratnya pada Februari.
Badan kesehatan federal AS pada Selasa merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan vaksin Johnson & Johnson, setelah enam perempuan di bawah usia 50 mengalami pembekuan darah langka usai menerima vaksn itu.
India telah memberikan lebih dari 108 juta dosis vaksin Covid-19, menjual lebih dari 54,6 juta dosis vaksin di luar negeri dan memberikan lebih dari 10 juta kepada negara-negara mitra.
Saat ini India menggunakan vaksin AstraZeneca dan vaksin Covid-19 buatan dalam negeri COVISHIELD untuk program vaksinasi domestik, dan minggu ini menyetujui vaksin Sputnik V Rusia untuk penggunaan darurat.
Baca juga: Narendra Modi Prioritaskan Vaksin Corona untuk Lansia dan Orang Miskin
REUTERS