Korea Utara Belum Menanggapi Kontak Diplomatik dari Pemerintahan Joe Biden

Minggu, 14 Maret 2021 18:00 WIB

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menyampaikan kursus singkat pertama untuk sekretaris kepala komite Partai kota dan kabupaten di Pyongyang, Korea Utara. Foto tak bertanggal ini dirilis 7 Maret 2021 oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara. KCNA via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara belum merespons kontak diplomatik dari pemerintahan Joe Biden sejak pertengahan Februari, termasuk dari perwakilan Korut di PBB, kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden pada Sabtu.

Pejabat senior pemerintahan Joe Biden, yang berbicara dengan syarat anonim itu, memberikan sedikit rincian tentang upaya diplomatik ke Korut. Namun, pejabat tersebut mengatakan telah ada upaya untuk mengontak pemerintah Korea Utara melalui beberapa saluran diplomatik yang dimulai pertengahan Februari, termasuk melalui perwakilan Korut untuk PBB di New York.

"Sampai saat ini, kami belum menerima tanggapan apa pun dari Pyongyang," kata pejabat itu, dikutip dari Reuters, 14 Maret 2021.

Perwakilan Korea Utara untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa belum berkomentar.

"Untuk mengurangi risiko eskalasi, kami menghubungi pemerintah Korea Utara melalui beberapa saluran mulai pertengahan Februari, termasuk di New York tetapi sampai saat ini, kami belum menerima tanggapan apa pun dari Pyongyang," kata seorang pejabat kepada CNN.

Advertising
Advertising

Pemerintahan Joe Biden sejauh ini berhati-hati dalam menjelaskan secara terbuka pendekatannya ke Korea Utara, dengan mengatakan bahwa mereka melakukan tinjauan kebijakan yang komprehensif menyusul keterlibatan mantan Presiden Donald Trump yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Pemerintahan Donald Trump telah gagal membujuk Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

Pejabat pemerintahan Biden mengatakan tampaknya tidak ada dialog aktif antara Amerika Serikat dan Korea Utara selama lebih dari setahun, termasuk di akhir pemerintahan Trump, "meski Amerika Serikat telah melakukan banyak upaya selama waktu itu untuk terlibat dialog dengan Korut."

Pejabat AS tersebut menolak untuk berspekulasi tentang bagaimana sikap tak acuh Korea Utara akan berdampak pada tinjauan kebijakan Korea Utara pemerintahan Biden, yang diharapkan akan selesai dalam beberapa minggu mendatang.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un berjalan dengan sekretaris kepala eksekutif militer selama kursus singkat pertama untuk sekretaris kepala komite Partai kota dan kabupaten di Pyongyang, Korea Utara, dalam foto yang dirilis KCNA pada 7 Maret 2021. KCNA melalui REUTERS

Selama kampanye pemilihan presiden, Joe Biden menyebut Kim Jong Un berandal. Biden juga mengatakan dia hanya akan bertemu Kim Jong Un dengan syarat dia mesti setuju menurunkan kapasitas nuklirnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah menahan kemungkinan sanksi tambahan untuk menekan Korea Utara agar melakukan denuklirisasi. Sanksi sejauh ini gagal meyakinkan Kim Jong Un untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

Baca juga: Donald Trump Pernah Tawari Kim Jong Un Menumpang Air Force One

Blinken dijadwalkan menjadi tuan rumah diskusi tatap muka pertama antara pemerintahan senior Joe Biden dan pejabat Cina pada 18 Maret di Alaska. Sebelumnya pemerintahan Trump menuduh Cina gagal memberlakukan sanksi terhadap Korea Utara.

Sebuah laporan rahasia PBB menemukan bahwa Korea Utara masih mengembangkan program rudal nuklir dan balistiknya sepanjang tahun 2020 yang melanggar sanksi internasional, dan mendanai program nuklir dengan US$ 300 juta (Rp 4,3 triliun) dari anggaran yang dicuri melalui peretasan dunia maya.

"Pyongyang memproduksi bahan fisil, mengembangkan fasilitas nuklir dan meningkatkan infrastruktur rudal balistiknya, sambil terus mencari bahan dan teknologi untuk program tersebut dari luar negeri," kata pengawas sanksi independen, dilaporkan Reuters.

Citra satelit yang diperoleh CNN mengungkapkan Korea Utara baru-baru ini berupaya menyembunyikan fasilitas, yang diyakini badan intelijen AS, digunakan untuk menyimpan senjata nuklir.

REUTERS | CNN

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

8 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

12 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

16 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS

1 hari lalu

Kronologi Perkemahan Pro-Palestina di Universitas-universitas AS

Protes pro-Palestina yang menuntut gencatan senjata di Gaza dan divestasi perusahaan-perusahaan terkait Israel menyebar ke seluruh universitas AS.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

1 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

2 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

2 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya