YouTube Hapus Lima Saluran Propaganda Militer Myanmar

Jumat, 5 Maret 2021 15:00 WIB

Pasukan keamanan berdiri di jalan selama protes anti-kudeta di Yangon, Myanmar, 4 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - YouTube telah menghapus lima kanal jaringan televisi Myanmar yang dikelola militer setelah protes kudeta militer Myanmar semakin memakan korban sipil.

"Kami telah menghentikan sejumlah saluran dan menghapus beberapa video dari YouTube sesuai dengan pedoman komunitas kami dan hukum yang berlaku," kata seorang juru bicara YouTube, dikutip dari Reuters, 5 Maret 2021.

Kanal yang dihapus termasuk jaringan negara, MRTV, (Myanma Radio and Television) serta Myawaddy Media milik militer, MWD Variety dan MWD Myanmar, kata YouTube.

Penghapusan kanal media militer Myanmar terjadi setelah 38 orang tewas selama protes berdarah menentang kudeta pada Rabu, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, ketika pasukan keamanan mencoba untuk menghancurkan demonstrasi dengan menggunakan peluru tajam di beberapa daerah.

Tentara merebut kekuasaan pada 1 Februari, dengan tuduhan kecurangan pemilu 8 November yang dimenangkan oleh pemerintah Aung San Suu Kyi. Komisi pemilihan mengatakan pemungutan suara itu adil, tetapi junta militer telah menggunakan media untuk mengangkat kasusnya dan membenarkan kudeta militer.

Advertising
Advertising

Angel atau yang dikenal Kyal Sin (kedua kiri), berlindung sebelum ditembak di kepalanya saat pasukan Myanmar melepaskan tembakan untuk membubarkan demonstrasi anti-kudeta di Mandalay, Myanmar, 3 Maret 2021. Dari enam korban tewas itu, empat orang ditembak mati selama protes di sebuah kota di Myanmar. REUTERS/Stringer

Halaman MRTV dilarang oleh Facebook pada Februari. Sebelumnya Facebook telah melarang Myawaddy pada 2018, bersamaan dengan pemblokiran akun panglima militer Min Aung Hlaing dan puluhan perwira beserta organisasi militer lainnya.

Facebook sekarang telah melarang semua halaman yang terkait dengan tentara Myanmar. Sementara junta militer juga melarang Facebook pada Februari.

Reuters melaporkan tentara dan polisi Myanmar juga menggunakan TikTok untuk mengancam membunuh pengunjuk rasa.

Baca juga: Dubes Myanmar untuk PBB Pilihan Junta Militer Mengundurkan Diri

Para peneliti mengatakan bahwa setelah larangan Facebook, militer mencoba membangun kehadirannya di media sosial lain.

YouTube telah menghadapi kritik dari peneliti dan kelompok masyarakat sipil karena pendekatan yang relatif lepas tangan selama pemungutan suara Myanmar 8 November.

Puluhan kanal yang di-hosting di YouTube telah mempromosikan informasi yang salah tentang pemilu.

Google mengatakan pada bulan Desember pihaknya telah menghentikan 34 saluran YouTube setelah penyelidikan terhadap operasi penyebaran pengaruh terkoordinasi yang terkait dengan militer Myanmar.

REUTERS

Berita terkait

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

3 hari lalu

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

Pengungkapan kasus narkoba jenis sintetis ini berawal saat kecurigaan seorang warga akan adanya penyalahgunaan narkoba di wilayah Larangan, Tangerang.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Tangkap 4 Tersangka Judi Online, Pengelola Akun YouTube BOS ZAKI

3 hari lalu

Polda Metro Jaya Tangkap 4 Tersangka Judi Online, Pengelola Akun YouTube BOS ZAKI

Tim Penyidik Subdit Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menangkap paksa empat tersangka dugaan tindak pidana judi online

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

4 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

5 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

5 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: YouTube Perkuat Fitur Layanan Belanja, HyperOS Terpasang di Redmi Note 13, Fakta Gunung Ruang

8 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: YouTube Perkuat Fitur Layanan Belanja, HyperOS Terpasang di Redmi Note 13, Fakta Gunung Ruang

Topik tentang YouTube mengembangkan fitur belanja baru yang bersaing dengan TikTok Shop menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

8 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

8 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Beradu dengan TikTok Shop, YouTube Perkuat Fitur Layanan Belanja

8 hari lalu

Beradu dengan TikTok Shop, YouTube Perkuat Fitur Layanan Belanja

YouTube Mengembangkan sejumlah fitur untuk membantu promosi belanja para kreator konten. Upaya membesarkan YouTube Shopping.

Baca Selengkapnya