Kementerian Luar Negeri Tanggapi Kudeta Militer Myanmar

Rabu, 10 Februari 2021 09:00 WIB

Ribuan massa menggelar aksi unjuk rasa memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 7 Februari 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, meyakinkan setiap negara memiliki pertimbangan masing-masing dalam menyikapi perkembangan politik di Myanmar.

Ucapan itu tercetus menyusul sikap Selandia Baru yang menangguhkan semua kontak tingkat tinggi dengan Myanmar dan memberlakukan larangan perjalanan pada para pemimpin militer Myanmar.

Baca juga: Warga Myanmar Janji Lanjutkan Unjuk Rasa Lawan Kudeta Militer

Teuku Faizasyah, Plt Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI. Sumber: Suci Sekar/TEMPO

Advertising
Advertising

Myanmar saat ini diguncang kudeta militer. Hal itu dimulai dengan menangkap sejumlah pejabat negara yang berlanjut pada pemecatan beberapa menteri. Salah satu pejabat yang ditahan oleh Militer Myanmar adalah Penasihat Negara Aung San Suu Kyi, yang juga berperan sebagai pemimpin de facto di Myanmar.

“Sebagaimana yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo saat memberikan keterangan Pers setelah bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yasin, bahwa yang didorong saat ini adalah pertemuan khusus Menlu-Menlu ASEAN untuk membicarakan perkembangan ini dan isu-isu strategis lainnya,” kata Faizasyah.

Menurutnya, pandangan ASEAN yang terjebak pada kebijakan non-intervensi dan desakan menghormati demokrasi seperti tercantum pada pasal 2 (f) dan (h) Piagam ASEAN, tidak tepat. Sebab pilar politik kerjasama ASEAN adalah membuka ruang untuk para anggota untuk membahas atau berbagi (sharing informasi) tentang perkembangan politik di setiap negara ASEAN.

Sebelumnya pada Jumat, 5 Februari 2021. Presiden Jokowi mengutarakan harapan agar masalah yang tengah dihadapi Myanmar dapat segera selesai.

Menurut Jokowi, hukum yang ada harus ditaati untuk mewujudkan visi komunitas ASEAN. Dia pun menegaskan penting bagi seluruh negara ASEAN untuk terus menghormati prinsip-prinsip piagam ASEAN.

"Kita prihatin dengan perkembangan politik di Myanmar dan berharap perbedaan politik itu dapat diselesaikan sesuai dengan hukum yang berlaku," kata Jokowi usai pertemuan dengan PM Muhyiddin.

Berita terkait

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

1 hari lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

1 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

3 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

4 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

5 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

6 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

6 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

6 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya