TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Myanmar yang menentang kudeta militer pada Selasa, 9 Februari 2021, berjanji akan melanjutkan unjuk rasa damai. Komitmen itu disampaikan di tengah pemberlakuan aturan tidak boleh berkumpul dalam jumlah besar, jam malam dan penutupan jalan.
“Kami akan terus berjuang,” kata Maung Saungkha, seorang aktivis muda, yang juga menyerukan pembebasan tahanan politik, meruntuhkan kediktatoran, menghancurkan sebuah konstitusi yang memberikan Angkatan Darat Myanmar sebuah veto di parlemen serta menghapus federalisme yang secara etnis memecah-belah Myanmar.
Ribuan massa menggelar aksi unjuk rasa di Yangon, Myanmar, 7 Februari 2021. Massa terlihat memenuhi jalanan Kota Yangon. REUTERS/Stringer
Baca juga: Biksu Myanmar Ikut Unjuk Rasa Menentang Kudeta
Pada 1 Februari 2021, terjadi kudeta yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap pemerintahan yang dipimpin Aung San Suu Kyi. Buntu dari peristiwa ini, Mynamar diselimuti unjuk rasa selama tiga hari, di mana aksi protes tersebut telah menjadi yang terbesar di negara yang dulu bernama Burma.
Unjuk rasa telah berdampak pada layanan di rumah sakti – rumah sakit, sekolah dan aktivitas di kantor pemerintahan.
Sebelumnya pada Senin, 8 Februari 2021, Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing berjanji akan menggelar pemilu setelah pemilu terakhir pada November 2020 lalu ditudingnya terdapat penipuan. Pemilu 2020 dimenangkan oleh Partai Liga Nasional bagi Demokrasi (NLD), yang salah satu pendirinya adalah Suu Kyi.
“Kami meminta kepada demonstran di penjuru Myanmar agar bersatu dan secara sistematis saling membantu kata Min Ko Naing atas nama kelompok Generasi 88.
Unjuk rasa dama di Myanmar memprotes kudeta militer diikuti oleh hampir 10 ribu orang. Mereka memenuhi jalan-jalan, padalah aturan yang sedang berlaku menyebut dilarang kumpul – kumpul lebih dari empat orang.
Unjuk rasa terjadi hampir di setiap wilayah di Myanmar dalam tiga hari ini. Kedutaan Besar Amerika Serikat di Myanmar mengatakan telah menerima pemberitahuan pemberlakuan jam malam, mulai pukul 8 malam sampai jam 4 subuh di dua kota terbesar di Myanmar, yakni Yangon dan Mandalay.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-myanmar-politics/myanmar-coup-opponents-vow-to-continue-protest-action-idUSKBN2A9061