Protes Kudeta Militer, Pengusaha Singapura Mau Cabut Investasi dari Myanmar

Selasa, 9 Februari 2021 15:30 WIB

Sosok Min Aung Hlaing kembali disorot bersamaan dengan dugaan penindasan yang dilakukan militer terhadap Muslim Rohingya pada 2017. Penyelidik PBB mengatakan operasi militer Myanmar termasuk pembunuhan massal, pemerkosaan geng dan pembakaran yang meluas dan dilakukan dengan niat genosida. REUTERS/Ann Wang

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang terkemuka Singapura mengatakan dia akan mencabut investasinya di sebuah perusahaan tembakau yang terkait dengan militer Myanmar, sepakan setelah militer Myanmar mengkudeta pemerintah yang dipilih secara demokratis.

Lim Kaling, salah satu pendiri dan direktur grup game Razer yang terdaftar di Hong Kong, mengatakan pada hari Selasa bahwa dia adalah pemegang saham minoritas di Virginia Tobacco Company melalui RMH Singapore Pte Ltd, yang memiliki 49% dari perusahaan Myanmar, dikutip dari Reuters, 9 Februari 2021.

Virginia Tobacco lainnya dimiliki oleh Myanmar Economic Holdings Limited (MEHL), salah satu dari dua konglomerat yang dijalankan oleh militer Myanmar, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2019.

"Peristiwa baru-baru ini di sana (di Myanmar) membuat saya sangat prihatin," kata Lim dalam pernyataan yang dikirim melalui email, yang mengikuti petisi online yang meminta dia untuk menghentikan keterlibatan di Myanmar.

Lim mengatakan dia akan melepas sepertiga sahamnya di RMH, satu-satunya investasi Myanmar yang tersisa, tetapi tidak memberikan kerangka waktu.

Advertising
Advertising

Ribuan massa menggelar aksi unjuk rasa memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 7 Februari 2021. REUTERS/Stringer

Perusahaan asing dengan investasi di Myanmar telah mempertimbangkan angkat kaki sejak kudeta 1 Februari. Raksasa minuman Jepang Kirin Holdings pekan lalu membatalkan kesepakatan joint venture birnya dengan perusahaan Myanmar yang terkait MEHL.

Sejumlah anak perusahaan MEHL menjangkau berbagai industri mulai dari pertambangan ruby dan giok hingga pariwisata dan perbankan, dan konglomerat tersebut dimiliki dan dipengaruhi oleh para pemimpin militer Myanmar senior termasuk panglima tertinggi Min Aung Hlaing, menurut laporan PBB.

Baca juga: Ribuan Pegawai Negeri Sipil Myanmar Ikut Menentang Kudeta Militer

Singapura telah menjadi sumber investasi asing terbesar ke Myanmar dalam beberapa tahun terakhir, menurut laporan kedua pemerintah.

Pengumuman Lim datang setelah petisi online yang dimulai oleh kelompok aktivis Justice for Myanmar mendesak Razer untuk mencopot Lim dari dewannya jika dia tidak mengakhiri hubungan bisnisnya dengan militer Myanmar.

Lim tidak merujuk petisi dalam pernyataannya, yang memperoleh 851 tanda tangan, tetapi kelompok aktivis itu mengklaim mereka berhasil menekan Lim.

"Dia mendengar suara kami dan bertindak. Terima kasih untuk semua yang menandatangani. Pertahankan perjuangan," kata kelompok itu dalam sebuah posting Twitter.

Amnesty International juga menyerukan RMH untuk memutuskan hubungan dengan Myanmar, bersama dengan perusahaan lain termasuk POSCO Korea Selatan.

REUTERS


Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-myanmar-politics-singapore/singapore-magnate-to-axe-army-linked-myanmar-tobacco-investment-idUSKBN2A90BU?il=0

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

9 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

10 jam lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

15 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

21 jam lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

2 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya