Sekutu dan Kakak Alexei Navalny Kena Hukuman Tahanan Rumah

Sabtu, 30 Januari 2021 10:30 WIB

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Moskow, Russia, 11 Desember 2018. Alexei Navalny saat itu sedang melakukan perjalanan dari Siberia ke Moskow setelah melakukan perjalanan kerja ke kota Tomsk. Beberapa saat terbang, pesawat kemudian mendarat darurat di Siberia. Navalny kemudian dilarikan ke rumah sakit darurat nomor 1 di kota Omsk, Siberia. REUTERS/Maxim Shemetov

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Rusia pada Jumat, 29 Januari 2021, memerintahkan agar Oleg Navalny, kakak Alexei Navalny, dan sekutu-sekutunya ditempatkan sebagai tahanan rumah sampai 23 Maret 2021. Alexei adalah politikus Rusia yang sering mengkritik Kremlin dan saat ini sedang ditahan.

Putusan pengadilan itu dikritik karena menargetkan sekutu-sekutu Navalny pada Sabtu kemarin, 23 Januari 2021, setelah ribuan orang melakukan unjuk rasa di beberapa titik di Rusia menuntut agar Alexei dibebaskan dari penjara.

Baca juga: Joe Biden Dikabarkan Minta Vladimir Putin Bebaskan Alexei Navalny

Advertising
Advertising

Para pendukung Navalny rencananya akan menggelar demonstrasi lanjutan di sejumlah titik di Rusia pada Minggu, 31 Januari 2021. Otoritas mengatakan unjuk rasa tersebut ilegal dan bersumpah akan membubarkan demonstran tersebut.

Sebelumnya pada Jumat malam, 29 Januari 2021, kepolisian Moskow mengumumkan rencana menutup tujuh stasiun metro di sekitar Kremlin pada pagi Minggu, 31 Januari 2021, terkait rencana unjuk rasa tersebut. Unjuk rasa yang sampai diikuti ribuan orang pada akhir pekan lalu adalah yang pertama setelah bertahun-tahun di Rusia.

Selain Oleg, sekutu-sekutu Navalny di Rusia yang juga ditahan adalah Lyubov Sobol, Anastasiya Vasilyeva dan Oleg Stepanov. Sesuai putusan pengadilan, mereka ditempatkan dalam tahanan rumah sampai 23 Maret 2021 atas tuduhan melakukan protes pada akhir pekan lalu, yang berpotensi menyebarkan wabah Covid-19.

Maria Alyokhina, anggota band punk Pussy Riot, juga ditempatkan dalam tahanan rumah. Sekutu-sekutu Alexei mengatakan mereka dituntut untuk menghentikan aktivitas protes dan kampanye, namun otoritas menentang tuduhan itu.

Sebelumnya pada Jumat pagi, 29 Januari 2021, investigator menyatakan Leonid Volkov, sekutu dekat Alexei Navalny, sebagai seorang buronan atas tuduhan mendesak anak-anak muda Rusia untuk ikut unjuk rasa anti-Kremlin pada akhir pekan lalu. Volkov saat ini berada di luar negeri.

Sumber: https://www.reuters.com/article/us-russia-politics-navalny-court/russia-moves-to-isolate-navalny-allies-shut-part-of-central-moscow-ahead-of-protests-idUSKBN29Y2NH

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

5 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

8 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

1 hari lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

3 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

3 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

4 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya