Seorang staf medis dalam pakaian pelindung melakukan tes swab dari orang-orang yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke Beijing, menyusul kasus baru infeksi penyakit virus corona (Covid-19) di ibu kota Cina, di Nanjing, provinsi Jiangsu, Cina 15 Juni 2020. China Daily via REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Seiring dengan digencarkannya tes COVID-19 di Cina, otoritas kesehatan negeri tirai bambu tersebut memperkanalkan tes swab dengan pengambilan sampel di dubur. Klaim otoritas kesehatan Cina, sampel di dubur pasien lebih efektif dibanding yang berasal dari tenggorokan atau lubang pernafasan.
"Test ini lebih sensitif dibanding (pengembilan sampel) di tenggorokan atau nasal swab. Beberapa pasien tanpa gejala umumnya sembuh lebih cepat sehingga jejak virus mulai hilang di tenggorakan mereka dalam tiga hingga lima hari," ujar Dokter Senior dari Rumah Sakit You'an, Li Tongzeng, dikutip dari Radio Free Asia, Rabu, 27 Januari 2021.
Tongzeng melanjutkan, penelitian terbaru menunjukkan virus COVID-19 bertahan lebih lama di bagian lubang pembuangan atau dubur. Oleh karenanya, kata ia, dokter-dokter memutuskan untuk mengambil sampel di sana untuk meningkatkan tingkat deteksi plus mengurangi kesalahan diagnosis.
Hal senada disampaikan oleh ahli framasi Beijing, Pang Xinhua. Ia berkata, virus COVID-19 relatif lebih mudah dideteksi pada tinja karena salah satu gejala penularan virus tersebut adalah diare.
"Pengujian berdasarkan sampel lendir di tenggorokan dan lubang pernafasan tidak selalu berhasil," ujar Xinhua menegaskan.
Ekspresi seorang anak saat melakukan tes asam nukleat setelah adanyan kasus baru virus corona atau COVID-19 di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 16 Mei 2020. Setelah teridentifikasi kasus baru COVID-19, pemeritah Wuhan melakukan tes swab massal. REUTERS/Aly Song
Dikenalkannya tes swab COVID-19 di dubur tak ayal menjadi bahan pembicaraan di Cina. Video-video pasien menjalani tes tersebut viral di berbagai media sosial.
Kebanyakan Netizen merasa geli dengan metode tes baru. Beberapa bahkan berkata tidak akan pulang saat Hari Raya Imlek karena takut harus menjalani tes yang mereka anggap memalukan tersebut.
Menurut salah satu video yang beredar, alat swab harus dimasukkan ke lubang dubur sedalam 2,5 sentimeter. Setelah itu, alat swab harus diputar beberapa kali selama kurang lebih 10 detik sebelum dikeluarkan dari dubur.
"Resiko bahaya-nya rendah, resiko memalukan-nya tinggi," ujar seorang netizen.
"Setelah melihat gambar yang ada, saya batalkan keinginan untuk pulang saat Hari Raya Imlek," ujar netizen lainnya.
Per berita ini ditulis, tes swab COVID-19 di bagian dubur sudah mulai diaplikasikan di berbagai pusat medis. Adapun Cina sempat menghadapi kenaikan kasus COVID-19 selama beberapa pekan terakhir. Total, sudah ada 89.972 kasus dan 4636 meninggal akibat COVID-19.