Inggris Khawatir Uni Eropa Tahan Pengiriman Vaksin COVID-19 ke Negara Lain

Rabu, 27 Januari 2021 09:00 WIB

Orang-orang mengantre di luar toko Tesco, di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), ketika pembatasan baru mulai berlaku, di London, Inggris, 21 Desember 2020. [REUTERS / Hannah McKay]

TEMPO.CO, Jakarta - Ultimatum Uni Eropa bahwa mereka akan menahan ekspor vaksin COVID-19 dari Pfizer dan AstraZeneca ke negara lain membuat khawatir Inggris. Menurut mereka, walaupun hal itu mungkin menyelesaikan masalah vaksinasi di Eropa, tetapi berpotensi mengganggu vaksinasi COVID-19 di negara lain termasuk Inggris.

"Jika itu memang benar terjadi nantinya, jelas akan mengkhawatirkan," ujar Kepala Eksekutif Layanana Kesehatan Nasional (NHS), Simon Stevens, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 26 Januari 2021.

Diberitakan sebelumnya, produksi vaksin COVID-19 oleh Pfizer dan AstraZeneca mengalami gangguan. Alhasil, mereka terpaksa memangkas pengiriman vaksin COVID-19 di Eropa. Pfizer, misalnya, sampai harus memangkas suplai vaksin COVID-19 hingga separuhnya.

Hal itu mendapat kecaman dari berbagai negara Eropa. Menurut mereka, Pfizer dan AstraZeneca tidak bertanggungjawab. Sebab, mereka sudah berjanji akan mengirimkan suplai vaksin sesuai jadwal. Dengan penundaan yang ada, mereka terpaksa menyesuaikan kampanye vaksinasi yang berpotensi menghambat pemulihan ekonomi juga.

Reaksi paling keras datang dari Uni Eropa langsung. Mereka mengancam akan membatasi ekspor vaksin COVID-19 sebagai bentuk pertanggungjawaban. Pihak Uni Eropa menyatakan bahwa hal itu bukan untuk membuat anggotanya diprioritaskan, tetapi untuk memastikan hak mereka dipenuhi.

Baca juga: Pfizer Pangkas Suplai Vaksin COVID-19 Negara-negara Eropa Hingga Separuhnya

Margaret Keenan, 90 tahun, saat disuntikan vaksin COVID-19 Pfizer/BioNtech di University Hospital, Coventry, Inggris, 8 Desember 2020. Britain December 8, 2020. Margaret Keenan menjadi orang pertama di dunia yang menerima vaksin COVID-19 Pfizer/BioNtech. Jacob King/Pool via REUTERS

Simons mencoba optimistis pembatasan itu tidak akan terjadi. Di sisi lain, dirinya merasa bersyukur bahwa vaksinasi di Inggris sudah dilakukan lebih awal.

"Saya rasa dokter, rumah sakit, serta semua rekan kami melakukan kerjanya dengan baik untuk memastikan vaksinasi berjalan cepat. Kami tidak ingin progress yang ada terhambat," ujarnya.

Hal senada disampaikan oleh Menteri Pengiriman Vaksin COVID-19 Inggris, Nadhim Zahawi. Ia yakin Pfizer dan AstraZeneca akan menyelesaikan masalah produksinya sesegera mungkin dan mengejar ketinggalan. Dengan begitu, kewajiban mereka terhadap Uni Eropa maupun Inggris tetap terpenuhi.

"Nasionalisme vaksin bukan jalan yang sebaiknya diambil. Tidak ada yang selamat sampai kita semua selamat," ujar Zahawi.

Target Inggris adalah vaksinasi COVID-19 terhadap 15 juta warganya per pertengahan Februari. Senin kemarin, tercatat vaksinasi telah dilakukan terhadap 6,8 juta warga Inggris sejak 8 Desember 2020. Dengan kata lain, agar target tercapai, tinggal 7 juta warga yang harus divaksin dalam dua pekan ke depan.

Untuk mencapai target itu, Inggris telah menggenjot vaksinasi dua kali lipat sejak 11 Januari. Sekarang, targetnya adalah 2 juta vaksinasi per pekan. Menurut Inggris, hal itu tidak mustahil dengan mengerahkan 206 rumah sakit, 50 pusat vaksin, dan 1200 fasilitas lokal.

"Beberapa bulan ke depan akan menjadi periode krusial untuk membalikkan keadaan dari pandemi COVID-19," ujar Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock soal kampanye vaksin COVID-19.

Baca juga: Boris Johnson: Varian Baru COVID-19 di Inggris Mungkin Lebih Berbahaya

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-britain-nhs/english-health-service-chief-says-restrictions-on-eu-vaccine-exports-would-be-a-worry-idUSKBN29V1A1?il=0

https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-britain-vaccine/britain-confident-that-vaccine-makers-will-deliver-for-both-uk-and-eu-idUSKBN29V0U7?il=0

Berita terkait

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

6 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

1 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

2 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

2 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

3 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya