TEMPO.CO, Jakarta - Distribusi dan suplai vaksin COVID-19 di Eropa kembali terpukul. Setelah Pfizer memangkas pengiriman vaksinya hingga 50 persen, sekarang AstraZeneca mengikuti langkah serupa. Dikutip dari Channel News Asia, AstraZeneca menyatakan pengiriman di kuartal pertama akan di bawah target akibat gangguan produksi.
"Volumen pengiriman akan lebih rendah karena penyesuaian produksi pada pabrik kami di Eropa," ujar AstraZeneca dalam keterangn persnya, Sabtu, 23 Januari 2021.
AstraZeneca melanjutkan bahwa jumlah vaksin yang diproduksi dan didistribusikan akan kembali normal secara bertahap. Untuk saat ini, mereka akan tetap lanjut melakukan pengiriman dangan jumlah vaksin yang tersedia.
"Kami akan mengirimkan puluhan juta dosis vaksin COVID-19 pada bulan Februari dan Maret di Uni Eropa seiring dengan kami meningkatkan kembali volume produksi," ujar AstraZeneca. AstraZeneca tidak menjelaskan berapa target asli produksi dan distribusi mereka.
Sebagai catatan, Uni Eropa memiliki kesepakatan dengan AstraZeneca untuk mendapatkan 300 juta dosis vaksin COVID-19. Selain itu, mereka juga mendapat opsi untuk menambah jumlah vaksin 100 juta dosis. Hal tersebut merupakan bagian dari misi AstraZeneca untuk menyediakan 3 miliar dosis vaksin untuk membantu seluruh dunia melawan COVID-19.
Di Austria, Menteri Kesehatan Rudolf Anschober memperingatkan AstraZeneca untuk segera menuntaskan masalah produksi yang mereka hadapi. Pemerintahannya, kata Anschober, tidak bisa mentolerir penundaan lagi. Berdasarkan kabar yang beredar, AstraZeneca hanya akan mengirimkan 600 ribu dosin vaksin COVID-19 ke Austria di kuartai pertama dari yang seharusnya 2 juta dosis.
"Volumen pengiriman yang disepakati harus ditepatiu," ujar Anschober menegaskan.
Kanselir Austria, Sebastian Kurs, pada Senin kemarin menyatakan akan mendesak Agensi Obat-obatan Eropa untuk segera mengesahkan vaksin COVID-19 dari AstraZeneca.
Baca juga: Pfizer Pangkas Suplai Vaksin COVID-19 Negara-negara Eropa Hingga Separuhnya
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA