Pentagon Masukan Israel ke dalam Daerah Operasi Komando Pusat AS
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Sabtu, 16 Januari 2021 15:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pentagon memasukkan Israel sebagai wilayah Komando Pusat AS (Central Command/CENTCOM) global militer AS di Timur Tengah.
Langkah tersebut akan memungkinkan kolaborasi yang lebih besar melawan Iran, musuh regional utama Israel, AS, dan beberapa negara Arab.
Komando Pusat Amerika Serikat (USCENTCOM atau CENTCOM) adalah salah satu dari sebelas komando tempur terpadu dari Departemen Pertahanan AS, yang bertujuan untuk mengkoordinasikan operasi militer AS di luar negeri.
Israel selama beberapa dekade berada di wilayah Komando Eropa AS (US European Command/EUCOM) karena permusuhannya dengan banyak negara Arab, suatu kondisi yang dianggap mempersulit Komando Pusat untuk berkoordinasi dengan Israel dan dunia Arab.
Presiden Donald Trump memerintahkan pergantian itu selama hari-hari terakhir pemerintahannya, menurut laporan Wall Street Journal, mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Dikutip dari Stars and Stripes, 16 Januari 2021, beberapa pengamat keamanan telah lama percaya bahwa lebih cocok bagi Israel untuk berada di bawah tanggung jawab CENTCOM karena Iran adalah ancaman keamanan utama di daerah tersebut. Namun, hubungan permusuhan antara Israel dan mitra AS di kawasan Teluk dipandang bermasalah bagi pejabat Komando Pusat AS.
Ada indikasi dalam beberapa tahun terakhir bahwa militer ingin CENTCOM untuk memainkan peran yang lebih besar di Israel. Pada tahun 2018, Jenderal Joseph Votel yang sekarang sudah pensiun adalah kepala CENTCOM pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Israel. Pada 2019, kepala CENTCOM saat ini, Jenderal Kenneth McKenzie, melakukan hal yang sama.
Wilayah tanggung jawab Komando Pusat membentang di Timur Tengah hingga Asia Tengah, termasuk wilayah Teluk Persia serta Afganistan dan Pakistan.
Baca juga: Israel Ingin Beli Lagi Pesawat Tempur F-35 dari Amerika
Presiden AS Donald Trump memerintahkan perubahan awal pekan ini setelah melobi dari beberapa kelompok pro-Israel di Washington, dan Pentagon membuat pengumuman resmi pada hari Jumat.
Langkah tersebut tidak menunjukkan perubahan dalam pangkalan pasukan AS di Timur Tengah atau Eropa.
"Israel adalah mitra strategis terkemuka bagi Amerika Serikat, dan ini akan membuka peluang tambahan untuk kerja sama dengan mitra Komando Pusat AS kami sambil mempertahankan kerja sama yang kuat antara Israel dan sekutu Eropa kami," kata Pentagon, dikutip dari Times of Israel.
"Kami menyusun batasan untuk mengurangi risiko dan melindungi kepentingan dan sekutu AS."
"Sekarang, Kepala Komando Pusat Jenderal Frank McKenzie dapat pergi ke Arab Saudi, Emirates dan Israel dan mengunjungi semua orang di area operasinya yang baru diperbesar," kata seorang pejabat AS mengatakan kepada Wall Street Journal.
Pentagon mengatakan perjanjian normalisasi yang ditengahi Israel oleh Israel dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain, yang disebut Kesepakatan Abraham, merupakan faktor dalam keputusan tersebut. Menyusul penandatanganan perjanjian pada bulan September, Israel mencapai kesepakatan normalisasi tambahan dengan Sudan dan Maroko, juga dengan mediasi AS.
"Meredanya ketegangan antara Israel dan tetangga Arabnya setelah Perjanjian Abraham telah memberikan kesempatan strategis bagi Amerika Serikat untuk menyelaraskan mitra utama melawan ancaman bersama di Timur Tengah," kata Pentagon.
Ancaman itu merujuk pada Iran, yang dianggap oleh AS, Israel, dan beberapa negara Arab, sebagai ancaman keamanan utama di kawasan Timur Tengah.
Perubahan dalam struktur komando dapat mempersulit kerja sama Komando Pusat dengan sekutu Iran seperti Irak, di mana AS menahan 2.500 tentara.
Pengaturan sebelumnya memungkinkan Israel untuk bekerja sama dengan anggota Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) di Komando Eropa dan interaksi terbatas antara militer Israel dan tentara Arab di Komando Pusat.
Seorang pensiunan jenderal yang berbicara kepada The Wall Street Journal memuji langkah tersebut tetapi memperingatkan bahwa itu akan menambah beban Komando Pusat, yang telah bertanggung jawab atas operasi militer AS di Afganistan, Irak dan Suriah.
Trump membuat keputusan di hari-hari terakhir masa kepresidenannya, sehingga pemerintahan Joe Biden akan menerapkannya. Langkah tersebut adalah yang terbaru dari serangkaian tindakan oleh Presiden Trump, yang saat ini menghadapi pemakzulan kedua, untuk membentuk kebijakan penggantinya di Iran.
Hilangnya EUCOM atas Israel adalah bagian dari wilayah tanggung jawab geografis yang menyusut yang dimulai pada tahun 2007 dengan pembentukan Komando Afrika, dan sebelum munculnya AFRICOM, EUCOM juga mengawasi aktivitas militer di sebagian besar benua Afrika.
TIMES OF ISRAEL | STARS AND STRIPES | WALL STREET JOURNAL
Sumber:
https://www.stripes.com/news/middle-east/centcom-mission-expands-to-include-israel-1.658602
https://www.timesofisrael.com/pentagon-moves-israel-into-central-command-to-boost-cooperation-with-arab-states/