TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, membantah tudingan kompatriotnya di Amerika, Mike Pompeo, bahwa negaranya telah menjadi basis baru Al Qaeda. Dikutip dari kantor berita Reuters, Javad Zarif menyebut tudingan tersebut sebagai kebohongan yang ditujukan untuk memicu peperangan.
"Dengan menyatakan fiksi soal deklasifikasi Iran dan keberadaan Al Qaeda, Mike Pompeo mengakhiri karirnya yang menyedihkan dengan kebohongan baru," ujar Javad Zarif via tweet, Rabu, 13 Januari 2021.
Javad Zarif yakin tidak akan ada yang tertipu dengan klaim Mike Pompeo tersebut. Malah, ia balik menuduh dengan mengatakan bahwa para teroris AL Qaeda justru berasal dari negara-negara tujuan Amerika di Timur Tengah, bukan dari Iran.
Hal senada disampaikan oleh Alireza Miryousefi, juru bicara dari Misi Diplomatik Iran di Perserikatan Bangsa-bangsa (UN). Ia menyebut tudingan Mike Pompeo mustahil dan sebuah kebohongan.
Para pakar pun meragukan apa yang dikatakan Mike Pompeo. Meski mereka mengakui bahwa ada Al Qaeda yang beroperasi di Iran, hal itu tidak sama dengan Al Qaeda menjadikan Iran sebagai markas terbarunya. Mereka beranggapan bahwa apa yang dilakukan Pompeo lebih sebagai cara untuk mensabotase rencana Presiden Amerika Terpilih Joe Biden membangun kerjasama nuklir Iran lagi.
"Iran dan Al Qaeda itu lebih seperti musuh strategis. Mencitrakan Iran dan Al Qaeda sebagai rekan strategis jelas lebih terlihat seperti fiksi dibanding fakta," ujar analis Charles Lister dari lembaga think tank Middle East Institute.
Diberitakan sebelumnya, Mike Pompeo menuduh Iran menjadi basis baru Al Qaeda karena negara pimpinan Ayatollah Ali Khamenei itu memberikan perlindungan pada mereka. Perlindungan itu, kata Pompeo, mulai dari rumah aman, kartu identitas, hingga passport agar anggota Al Qaeda bisa bergerak dengan leluasa.