Dimarahi Donald Trump, Jaksa Agung William Barr Pertimbangkan Mundur

Senin, 7 Desember 2020 18:00 WIB

William Barr tersenyum selama jeda dalam dengar pendapat Komite Kehakiman Senat tentang pencalonannya sebagai jaksa agung Amerika Serikat di Capitol Hill di Washington, AS, 15 Januari 2019. [REUTERS / Yuri Gripas]

TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa Agung Amerika, William Barr, dikabarkan akan mundur dari posisinya. Kabar tersebut muncul beberapa hari setelah William Barr dimarahi oleh Donald Trump karena mengakui tidak ada bukti yang menunjukkan kecurangan di Pilpres Amerika.

Kabar tersebut diungkapkan oleh orang-orang di dalam administrasi Donald Trump. Mereka berkata, William Barr tidak terima "di-bully" oleh Donald Trump gara-gara mengatakan fakta sesungguhnya.

"Barr bukanlah orang yang mau di-bully...Walau begitu, dia belum mengambil keputusan final (soal mundur)," ujar salah satu pejabat di Pemerintahan Trump, yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari CNN, Senin, 7 Desember 2020

Kementerian Kehakiman Amerika, tempat William Barr bekerja, belum memberikan komentar hingga sekarang. Hal serupa juga berlaku untuk Donald Trump.

Pekan lalu, tak lama setelah pemanggilan William Barr ke Gedung Putih, Donald Trump pun segan memberikan pandangannya soal William Barr. Ia meminta kepada para awak media untuk kembali menanyakan hal itu beberapa pekan lagi karena ia telah meminta Barr untuk kembali menyelidiki dugaan kecurangaan Pilpres Amerika.

Sebelum dipanggil Donald Trump, William Barr sendiri sudah disorot. Membantu Donald Trump yang mengklaim dicurangi di Pilpres Amerika, William Barr meminta para jaksa untuk segera memulai penyelidikan soal dugaan tersebut.

Dalam melakukannya, William Barr melangkahi Departemen Tindak Pidana Pemilu. Alhasil, di kalangan para jaksa, ia dianggap menyalahgunakan wewenangnya. Kepala departemen terkait saja sampai mundur karena merasa telah diintervensi oleh William Barr. Namun, seperti diketahui, belakangan Barr mengakui bahwa kecurangan Pilpres Amerika memang tidak ada buktinya.

"Ada dugaan kecurangan pemilu yang sistemis dan masif, bahwa mesin pemilu telah diprogram untuk mengubah hasil. Kami di Kementerian Keamanan Dalam Negeri dan Kementerian Kehakiman telah mengeceknya, namun tak ada bukti mendukung dugaan itu," ujar William Barr beberapa hari lalu.

Di sisi lain, mundur dari jabatannya bukanlah hal baru bagi William Barr. Ia hampir melakukannya Februari lalu. Hal itu berkaitan dengan kisruh pembatalan rekomendasi hukuman untuk Roger Stone yang diduga atas desakan Presiden Donald Trump.

Presiden Donald Trump mengkritik langkah Departemen Kehakiman Amerika yang merekomendasikan hukuman tujuh hingga sembilan tahun penjara untuk Roger Stone. Stone, yang merupakan sahabat dekat Trump, didakwa telah berbohong di konggres, menghambat pemeriksaan saksi, serta menghalangi penyidikan.


ISTMAN MP | CNN

https://edition.cnn.com/2020/12/06/politics/william-barr-considering-leaving-office/index.html

Berita terkait

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

21 jam lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

22 jam lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

1 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

3 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

7 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

8 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

8 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

11 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

12 hari lalu

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

15 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya