Presiden Turki Erdogan: Emmanuel Macron Itu Beban untuk Prancis

Sabtu, 5 Desember 2020 12:05 WIB

Presiden Turki Tayyip Erdogan berpidato di Istanbul, Turki, 21 Agustus 2020. [Murat Cetinmuhurdar / PPO / Handout via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, kembali mengkritik Presiden Prancis Emmanuel Macron. Apabila sebelumnya ia mengkritik Emmanuel Macron soal ucapannya tentang krisis di tubuh Islam, kali ini soal langkah investigasi puluhan masjid. Menurut Erdogan, apa yang dilakukan Emmanuel Macron malah membebani Prancis.

"Emmanuel Macron itu beban untuk Prancis. Macron dan Prancis akan memasuki periode-periode yang berbahaya. Harapan saya, Prancis mau menyingkirkan Macron sesegera mungkin," ujar Erdogan, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Jumat, 4 Desember 2020.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Prancis tengah membidik 76 masjid yang tersebar di berbagai kota. Menurut Prancis, ke-76 masjid tersebut diduga mengajarkan paham radikalisme dan separatisme.

Investigasi secara menyeluruh tengah dilakukan kepada masjid-masjid tersebut. Jika kecurigaan mereka terbukti, Pemerintah Prancis menegaskan bahwa mereka akan menutup masjid terkait.

Sebelum menyasar Masjid, Prancis sudah lebih dulu menyasar figur-figur yang diduga radikal. Kurang lebih ada 66 orang yang berhasil dibuktikan radikal dan mereka, yang keseluruhannya adalah imigran, langsung dideportasi oleh Prancis ke kampung halaman masing-masing.

Langkah-langkah yang menyasar penganut radikalisme tersebut diklaim Prancis sebagai upayanya untuk mempertahankan sekularisme. Mereka menyakini bahwa upaya separatis, dari kelompok radikal, kian agresif beberapa bulan terakhir.

Klaim Prancis itu mengacu pada berbagai peristiwa teror yang terjadi mulai dari pembunuhan guru di Paris hingga pembantaian di Nice. Oleh karenanya, Prancis pun merasa harus lebih tegas lagi dalam menindak masalah radikalisme.

Emmanuel Macron, yang menjadi sasaran kritik Erdogan, menegaskan bahwa tidak ada islamophobia dalam kebijakan tersebut. Di sisi lain, kata ia, juga bukan merupakan penghapusan kebebasan berpendapat. Menurut Macron, justru dirinya tengah berupaya untuk menjaga kebebasan tersebut.

"Kami bukan Hungaria, bukan Turki. Saya tidak bisa menerima Prancis dikatakan mengurangi kebebasan...Prancis malah diserang karena memperjuangkan kebebasan berpendapat. Kami kesepian," ujarnya.

ISTMAN MP | AL JAZEERA | CHANNEL NEWS ASIA

https://www.aljazeera.com/news/2020/12/4/erdogan-hopes-france-gets-rid-of-macron-trouble

https://www.channelnewsasia.com/news/world/we-re-not-hungary-macron-says-rejecting-illiberal-accusations-13703842



Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

6 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

8 jam lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

11 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

12 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

14 jam lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

8 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

9 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

12 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya