Kementerian Kehakiman Selidiki Dugaan Suap untuk Grasi Presiden Amerika

Rabu, 2 Desember 2020 13:06 WIB

Gestur Presiden AS Donald Trump saat melewati para pendukungnya di Trump National Golf Club di Sterling, Virginia, AS, 22 November 2020. REUTERS/Hannah McKay

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehakiman Amerika dan Kejaksaan Federal bekerja sama menginvestigasi dugaan suap ke Gedung Putih untuk pemberian grasi oleh Presiden Amerika. Hal itu terungkap dari berkas perkara yang dibuka ke publik di Pengadilan Federal.

Hakim Distrik Amerika, Berry Howell, membuka berkas perkara tersebut pada Selasa lalu. Sebagian isi dari berkas telah dihapus, namun Berry Howell mengungkapkan bahwa masih ada catatan soal "Suap Untuk Grasi". Salah satunya berupaa catatan yang mengatakan bahwa Jaksa Federal Washington telah menerima bukti tindak pidana suap tersebut.

"Seseorang akan memberikan kontribusi politik secara substansial sebagai ganti atas grasi dari presiden atapun pengurangan hukuman," ujar berkas perkara itu, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 2 Desember 2020.

Berkas perkara itu juga menyatakan bahwa Jaksa Federal Washington juga menyelidiki lobi-lobi rahasia yang melibatkan dua lobyist serta pejabat senior Gedung Putih. Walau identitas lobyist dan pejabatnya tidak diungkap atau terungkap, berkas perkara mengatakan bahwa lobi-lobi itu dilakukan tanpa mematuhi protokol yang berlaku.

Cross Hall Gedung Putih dihiasi pernak-pernik menyambut perayaan Natal di Washington, AS, 30 November 2020. Melania Trump memamerkan dekorasi Natal Gedung Putih dengan tema "Amerika yang Indah". REUTERS/Kevin Lamarque

Kementerian Kehakiman membenarkan bahwa investigasi itu sedang berjalan. Namun, mereka menyatakan bahwa tidak ada pejabat pemerintah yang mereka sasar untuk saat ini selain yang perlu ditanyai untuk kepentingan investigasi. Ada tiga individu yang akan dikonfrontir soal itu mengacu pada bukti-bukti yang sudah dikumpulkan.

Dikutip dari Reuters, investigator telah mengamankan lebih dari 50 barang bukti. Semuanya adalah media dengan kapasitas penyimpanan digital mulai dari iPhone, iPad, laptop, flashdisk, komputer, dan external harddisk.

Berbicara soal grasi, Presiden Amerika Donald Trump adalah salah satu presiden paling royal dalam memberikan pengampunan tersebut. Ada lebih dari 20 orang yang sudah mendapat grasi dari Donald Trump, termasuk yang terbaru adalah mantan penasehat keamanan nasionalnya, Michael T Flynn.

Michael Flynn mendapat grasi pada pekan lalu. Ia diperkarakan karena berbohong kepada Biro Investigasi Federal (FB) soal komunikasi antara Rusia dan Amerika usai Pilpres Amerika 2016. Kala itu, Rusia dicurigai mempengaruhi jalannya Pilpres Amerika lewat berbagai cara, termasuk penyebaran disinformasi.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-usa-election-trump-pardon/u-s-prosecutors-investigating-potential-scheme-to-pay-bribe-for-trump-pardon-idUSKBN28C00H?il=0





Berita terkait

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

19 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

21 jam lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

1 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

1 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

2 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

2 hari lalu

Biden Telepon Netanyahu Lagi Soal Rencana Serangan ke Rafah, Ini Katanya

Gedung Putih mengatakan Biden menegaskan kembali "posisinya yang jelas" ketika Israel berencana menyerang Kota Rafah, wilayah paling selatan di Gaza

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

4 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho ke Dewas, KPK: Bukan Keputusan Kolektif Kolegial Pimpinan

6 hari lalu

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho ke Dewas, KPK: Bukan Keputusan Kolektif Kolegial Pimpinan

Tindak lanjut laporan dugaan pelanggaran etik yang diajukan Nurul Ghufron diserahkan sepenuhnya kepada Dewan Pengawas KPK.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

7 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pemerasan oleh Jaksa KPK, Pemeriksaan LHKPN Selesai Bulan Depan

8 hari lalu

Dugaan Pemerasan oleh Jaksa KPK, Pemeriksaan LHKPN Selesai Bulan Depan

Menurut Albertina, KPK menerima laporan dari masyarakat Lampung Utara perihal dugaan gratifikasi atau suap yang dilakukan Jaksa KPK itu.

Baca Selengkapnya