Vietnam Ancam Blokir Facebook Jika Tidak Patuhi Perintah Sensor
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Jumat, 20 November 2020 15:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Vietnam mengancam akan menutup Facebook jika tidak tunduk pada tekanan pemerintah untuk menyensor lebih banyak konten politik lokal di platformnya, kata seorang pegawai senior Facebook.
Facebook memenuhi permintaan pemerintah pada April untuk secara signifikan meningkatkan sensornya terhadap unggahan "antipemerintah" untuk pengguna dalam negeri, tetapi Vietnam meminta kepada Facebook pada Agustus untuk meningkatkan pembatasan, kata pegawai itu.
"Kami sudah sepakat pada April. Facebook telah mendukung akhir perjanjian kami, dan kami berharap pemerintah Vietnam melakukan hal yang sama," kata pegawai tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, dikutip dari Reuters, 20 November 2020.
"Mereka (pemerintah Vietnam) telah kembali kepada kami (Facebook) dan berusaha agar kami meningkatkan volume konten yang kami batasi di Vietnam. Kami menolaknya. Permintaan itu datang dengan beberapa ancaman tentang apa yang mungkin terjadi jika kami tidak melakukannya."
Sumber Facebook itu mengatakan ancaman itu termasuk menutup total Facebook di Vietnam, di mana Facebook memperoleh pendapatan hampir US$ 1 miliar (Rp 14 triliun), menurut dua sumber yang mengetahui angka tersebut.
Facebook telah menghadapi tekanan yang meningkat dari pemerintah atas kebijakan kontennya, termasuk ancaman peraturan dan denda baru. Tapi Facebook telah menghindari larangan di semua tempat kecuali di beberapa tempat yang tidak pernah diizinkan untuk beroperasi, seperti Cina.
Di Vietnam, meskipun ada reformasi ekonomi dan meningkatkan keterbukaan terhadap perubahan sosial, Partai Komunis yang berkuasa mempertahankan kontrol ketat atas media dan hanya mentolerir sedikit oposisi. Negara ini menempati urutan kelima dari bawah dalam peringkat kebebasan pers global yang disusun oleh Reporters Without Borders.
Kementerian luar negeri Vietnam mengatakan Facebook harus mematuhi hukum setempat dan berhenti menyebarkan informasi yang melanggar adat istiadat tradisional Vietnam dan melanggar kepentingan negara.
Seorang juru bicara Facebook mengatakan telah menghadapi tekanan tambahan dari Vietnam untuk menyensor lebih banyak konten dalam beberapa bulan terakhir.
Dalam laporan transparansi dua tahunan yang dirilis pada Jumat, Facebook mengatakan telah membatasi akses ke 834 konten di Vietnam dalam enam bulan pertama tahun ini, menyusul permintaan dari pemerintah Vietnam untuk menghapus konten anti-negara.
Facebook, yang melayani sekitar 60 juta pengguna di Vietnam sebagai platform utama untuk e-commerce dan ekspresi perbedaan pendapat politik, terus-menerus berada di bawah pengawasan pemerintah.
Pada bulan April Reuters melaporkan server lokal Facebook di Vietnam telah dinonaktifkan awal tahun ini hingga memenuhi tuntutan pemerintah.
Facebook telah lama menghadapi kritik dari kelompok hak asasi karena terlalu patuh dengan permintaan sensor pemerintah.
"Namun, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa layanan kami tetap tersedia sehingga orang dapat terus mengekspresikan diri," kata juru bicara Facebook.
Vietnam telah mencoba meluncurkan jaringan media sosial yang tumbuh di dalam negeri untuk bersaing dengan Facebook, tetapi popularitasnya sangat rendah. Pejabat Facebook itu mengatakan perusahaan belum melihat eksodus pengguna Vietnam ke aplikasi buatan dalam negeri.
Pejabat itu mengatakan Facebook telah menjadi sasaran kampanye media negatif selama 14 bulan di pemberitaan pers Vietnam yang dikendalikan negara.
Ketika ditanya tentang ancaman Vietnam untuk menutup Facebook, kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan Facebook belum dilarang dan sikapnya yang menentang ancaman pemerintah Vietnam menunjukkan bahwa Facebook dapat berbuat lebih banyak untuk menolak tuntutan pemerintah Vietnam.
Sumber:
https://uk.reuters.com/article/us-vietnam-facebook-shutdown-exclusive/exclusive-vietnam-threatens-to-shut-down-facebook-over-censorship-requests-source-idUKKBN27Z1MP