Jelang Pemilu AS, Anthony Fauci Kritik Penanganan COVID-19 Donald Trump

Senin, 2 November 2020 12:24 WIB

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Dr. Anthony Fauci, menghadiri pertemuan respons virus Corona dengan Presiden AS Donald Trump dan Gubernur Lousiana John Bel Edwards di Oval Office Gedung Putih, Washington, AS, 29 April 2020.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Penasehat medis Gedung Putih, Anthony Fauci, akhirnya kehilangan kesabaran. Secara terang-terangan, menjelang pelaksanaan Pemilu AS, Anthony Fauci mengkritik langkah-langkah Presiden Donald Trump dalam mengendalikan pandemi COVID-19.

Salah satu hal yang dipermasalahkan oleh Anthony Fauci adalah bagaimana Donald Trump lebih percaya terhadap masukan Neuroradiologis dibandingkan Epidemologis seperti Deborah Birx. Tentu sosok neuroradiologis yang dimaksud oleh Anthony Fauci di sini adalah anggota Satgas COVID-19 Amerika, Scott Atlas.

"Gedung Putih membiarkan kebijakan melawan virus dibentuk oleh neuroradiologis yang tidak memiliki pengalaman di bidang penyakit menular...Saya jujur punya masalah dengan orang itu. Dia pintar, tetapi dia tak tahu apa yang ia hadapi" ujar Anthony Fauci, dikutip dari laporan CNN, Ahad, 1 November 2020.

Anthony Fauci melanjutkan bahwa Amerika kemungkinan akan menghadapi situasi pandemi COVID-19 yang lebih buruk, bahkan setelah Pemilu AS nanti. Menurut dia, situasi di Amerika sudah terlalu buruk dan akan sangat menantang untuk benar-benar mengendalikan pandemi COVID-19.

Sebagai catatan, Amerika telah mencatatkan 9,4 juta kasus COVID-19 yang diikuti dengan jumlah korban meninggal sebanyak 236 ribu orang. Adapun untuk jumlah pasien yang sembuh, ada 6,1 juta orang.

"Amerika akan menghadapi situasi yang lebih buruk. Faktor-faktor penentu tidak berpihak kepada kita," ujar Anthony Fauci.

Walau mengkritik keras Pemerintah Amerika, Anthony Fauci melempar sedikit pujian terhadap Kepala Staf Kepresidenan Mark Meadows. Menurutnya, Mark Meadows adalah satu dari sedikitnya orang yang tidak ragu untuk mengakui bahwa Amerika dalam kondisi buruk, tidak mencoba memperhalusnya.

Dalam wawancara dengan CNN, Meadows mengatakan bahwa mengendalikan COVID-19 di Amerika adalah hal yang mustahil. Ia bahkan mengatakan bahwa Pemerintah Amerika sudah menyerah soal mengendalikan penyebaran COVID-19 dan mereka lebih berfokus ke penindakan saat ini.

"Saya hormati kejujuran dia soal strategi Amerika. Dia orang yang sangat lurus dalam menyampaikan apa yang ada di pikirannya. Saya akui itu," ujar Fauci mengakhiri.

Sebagai catatan, Donald Trump kerap berseberangan dengan Anthony Fauci soal penanganan COVID-19. Salah satunya, soal situasi pandemi di Amerika. Bahkan, saking berseberangannya, Donald Trump sempat menyebut Anthonu Fauci idiot. Terakhir kali mengomentari kebijakan Donald Trump, Fauci mengkritik kegiatan kampanye sang inkumben yang terbuka dan tak patuh protokol kesehatan.

CNN | REUTERS

https://edition.cnn.com/2020/11/01/politics/donald-trump-anthony-fauci-2020-campaign/index.html

https://www.reuters.com/article/us-usa-trump-doctor-russia/white-house-coronavirus-adviser-atlas-apologizes-for-russian-tv-interview-idUSKBN27H1QB?il=0


Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

2 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

3 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya