TEMPO.CO, Jakarta - Tren kasus Covid-19 di Eropa terus meningkat. Pakar penyakit menular dari Amerika Serikat, Anthony Fauci mengatakan, hingga Oktober 2020, kasus Covid-19 di Eropa terus menunjukkan kenaikan.
"Sekarang di Eropa terus naik karena sudah mengalami cuaca yang lebih dingin," kata direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Infeksi Penyakit Menular itu dalam Konferensi Union se-Dunia pada Kesehatan Paru, Rabu, 21 Oktober 2020 yang diikuti Tempo secara webinar.
Fauci menuturkan, pada awalnya, pergerakan kasus Covid-19 di Eropa dan Amerika berbeda. Tapi saat ini mulai ada kemiripan. Ia menunjukkan slide yang memperlihatkan grafik pertumbuhan kasus Covid-19 di Eropa pada Oktober terus naik, sementara di Amerika sempat turun meski kemudian meningkat lagi. "Sampai 14 Oktober, rata-rata pertumbuhan kasus di Eropa lebih tinggi dari Amerika yang naik per harinya 50.700an kasus sedangkan Eropa, 65.800an," katanya.
Anthony Fauci menunjukkan grafik tren kasus Covid-19 di Eropa dan Amerika Serikat. Foto: Youtube Union.
Menurut Anthony Fauci, pada April-Agustus, grafik kasus Covid-19 di Eropa sempat turun di bawah 10 ribu kasus per hari karena keputusan me-lockdown untuk membatasi pergerakan manusia lebih bagus di banding AS. "Penutupan tempat di luar ruang seperti taman dan tempat kerja di Eropa cukup ketat apalagi jika dibandingkan dengan Amerika," ucapnya.
Ia pun menjelaskan alasan grafik kasus Covid-19 di Amerika Serikat bisa naik turun. Menurut Fauci, penurunan terjadi lantaran penemuan kasus di Kota New York dan sekitarnya sempat turun.
Tapi, pada Juli – Agustus, Amerika mengalami kenaikan (70 ribu kasus per hari) karena pembukaan ekonomi. "Pembatasan daerah diangkat terutama di negara-negara bagian selatan seperti Florida, Georgia, Texas, Arizona, dan California," ucapnya. Sempat turun pada September dengan 30-40 ribuan kasus per hari tapi kembali naik 50-60 ribu karena musim dingin.
Fauci menuturkan, virus Corona sebenarnya sudah muncul lama. "Sebagian yang muncul itu sama seperti flu yang selama ini kita derita, sebagian lagi memunculkan MERS (Midde East Respiratory Syndrome) pada 2012 hingga sekarang, SARS 2002-2003, dan sekarang ini virus Corona baru yang berasal dari Cina sejak 2019," tuturnya.
Pandemi Covid-19 ini, kata dia, adalah wabah terbesar dalam 100 tahun terahir sejak flu Spanyol pada 1918. Amerika merupakan negara yang terdampak paling parah 215 ribu dari 7,8 juta kasus.