Turki Kecam Karikatur Erdogan dari Charlie Hebdo

Rabu, 28 Oktober 2020 18:01 WIB

Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) didampingi Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin berbicara menyusul serangan penikaman di pinggiran kota Conflans-Sainte-Honorine Paris, Prancis, Jumat, 16 Oktober 2020. Korban tewas beberapa hari setelah mengajar tentang sekularisme dan kontroversi seputar penerbitan kartun Nabi Muhammad oleh majalah satir Charlie Hebdo. Abdulmonam Eassa via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Majalah satir asal Prancis, Charlie Hebdo, tidak mau ketinggalan merespon perseteruan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Pekan ini, Charlie Hebdo menerbitkan edisi baru di mana karikator Erdogan menjadi pengisi cover depannya.

Pada cover tersebut, Erdogan ditampilkan mengenakan t-shirt putih, celana dalam, sembari memegang minuman kaleng bersama perempuan berhijab. Hal tersebut tak ayal menimbulkan kemarahan dari Pemerintah Turki yang menyebut cover Charlie Hebdo tidak pantas.

"Kami mengutuk publikasi (karikatur) presiden kami di halaman depan majalah Prancis yang tidak menunjukkan rasa hormat ataupun etika. Hal itu malah menunjukkan betapa vulgar dan immoralnya mereka," ujar Juru Bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 28 Oktober 2020.

Kalin paham bahwa warga Prancis memiliki hak berpendapat atas ketegangan yang terjadi antara Erdogan dan Macron. Namun, menurutnya, apa yang ditunjukkan oleh Charlie Hebdo adalah sebuah serangan personal, tidak pantas disebut humor apalagi wujud kebebasan berpendapat.

Hal senada disampaikan oleh Direktur Komunikasi Kantor Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun. Ia mengatakan, karikatur Erdogan yang ditampilan Charlie Hebdo adalah bukti agenda anti-Islam Macron membuahkan hasil.

"Kami mengutuk upaya menjijikkan dari publikasi tersebut untuk menyebarkan kebencian dan rasisme (terhadap Muslim)," ujar Atlun.

Diberitakan sebelumnya, Macron mengklaim gerakan Islam separatis telah berkembang di Prancis. Menurutnya, gerakan tersebut adalah buah dari krisis di Islam dan ia khawatir hal itu akan berdampak pada nilai-nilai sekuler di Prancis.

Hal tersebut tak ayal menimbulkan kemarahan dari berbagai pihak, termasuk Erdogan. Erdogan, pekan lalu, menyebut kejiwaan Macron perlu dicek sebagai respon atas ucapannya tentang krisis Islam. Seninnya, Erdogan menyatakan boikot terhadap produk-produk asal Prancis.

Konflik tersebut bukan yang pertama kalinya antara Turki dan Prancis, antara Erdogan dan Macron. Keduanya sudah kerap berseteru dalam berbagai isu, mulai dari masalah karikatur Charlie Hebdo, konflik Nagorno-Karabakh, hingga konflik perairan Mediterania Timur.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-france-security-turkey/turkey-condemns-french-caricature-featuring-erdogan-idUSKBN27D0HL?il=0

Berita terkait

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

1 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

18 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

20 jam lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

23 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

1 hari lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

9 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

10 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya