Amerika Tutup 92 Situs Berita Palsu Dikendalikan Pemerintah Iran

Jumat, 9 Oktober 2020 11:40 WIB

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Kehakiman Amerika Serikat telah menutup 92 situs yang diklaim penyebar berita palsu yang diam-diam dikendalikan oleh pemerintah Iran.

Dilansir dari Arab News, situs yang ditutup termasuk empat yang paling ramai dikunjungi. Empat situs tersebut mengklaim bahwa mereka adalah media yang legal dan independen, padahal dioperasikan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran.

Korps ini adalah badan yang pemerintah Amerika anggap sebagai organisasi teroris asing mulai April tahun lalu.

"Kami akan terus menggunakan semua alat kami untuk menghentikan pemerintah Iran menyalahgunakan perusahaan Amerika dan media sosial untuk menyebarkan propaganda secara diam-diam, untuk mencoba mempengaruhi publik Amerika secara diam-diam, dan untuk menyebarkan perselisihan," kata John C. Demers, Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional.

“Organisasi berita palsu telah menjadi saluran baru untuk penyebaran disinformasi oleh negara-negara otoriter karena mereka terus mencoba merusak demokrasi kita. Tindakan hari ini menunjukkan bahwa kita dapat menggunakan berbagai undang-undang untuk membela nilai transparansi,” tambahnya.

Advertising
Advertising

Pejabat FBI mengungkapkan bahwa mereka bekerja sama dengan Google, Facebook, dan Twitter dalam mengidentifikasi situs berita yang dikelola Iran. Kasus ini awalnya menjadi perhatian FBI setelah diberitahu oleh pejabat Google.

"Penyelidikan ini, diprakarsai oleh intelijen yang kami terima dari Google, merupakan upaya kolaboratif antara FBI dan perusahaan media sosial Google, Facebook, dan Twitter," kata John Bennett, Agen Khusus Penanggung Jawab FBI, yang membantu mengawasi penyelidikan tersebut.

Departemen Kehakiman mengatakan bahwa situs web tersebut berusaha mempengaruhi warga Amerika dengan propaganda pro-Iran dalam upaya untuk mengubah kebijakan luar negeri dan domestik yang menguntungkan Iran maupun Timur Tengah.

Selain empat situs yang ramai, 88 domain lainnya juga menargetkan pembaca dari Eropa Barat, Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Situs tersebut juga memiliki tujuan yang sama, yakni menyebarkan disinformasi untuk menguntungkan pemerintahan Iran.

FERDINAND ANDRE | ARAB NEWS

https://www.arabnews.com/node/1746156/middle-east

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

6 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

6 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

7 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

7 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

10 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

10 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya