Debat Capres AS Kacau Balau, Komisi Penyelenggara Janjikan Aturan Baru

Kamis, 1 Oktober 2020 11:32 WIB

Foto kombinasi Donald Trump dan Joe Biden. REUTERS/Kevin Lamarque

TEMPO.CO, Jakarta - Debat Capres AS pertama tahun ini berlangsung kacau balau. Perdebatan antara inkumben Donald Trump dan capres Joe Biden sarat akan interupsi dan makian. Agar tidak terulang, penyelenggara Debat Capres AS berjanji menyiapkan aturan baru agar kedua calon tidak bisa menyela lawan debat jika belum waktunya.

"Debat pada Selasa malam memperjelas bahwa struktur tambahan harus ditambahkan ke format debat yang tersisa. Hal itu untuk memastikan diskusi yang lebih teratur," ujar Komisi Debat Presiden, kelompok non-partisan yang telah menyelenggarakan acara tersebut sejak 1988, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 1 Oktober 2020.

Komisi tersebut, dalam pernyataan persnya, menambahkan bahwa perubahan akan dilakukan dengan penuh pertimbangan. Dengan begitu, walau format debat akan berubah, hal itu akan tetap menjamin keadilan bagi kedua calon.

Kedua calon memberikan tanggapan mereka atas rencana Komisi Debat Presiden. Joe Biden menyarankan adanya tombol "mute" (bisu) untuk mematikan mikrofon sehingga lawan tidak bisa menyela dengan mudah.

“Itu adalah aib nasional,” kata Joe Biden tentang debat dan kinerja Donald Trump. "Saya tidak akan berspekulasi tentang apa yang bisa terjadi pada debat kedua atau ketiga."

Berbeda dengan Joe Biden, tim kampanye Donald Trump menganggap Komisi Debat Presiden ingin mengubah permainan di tengah-tengah pertarungan kedua calon. Selain itu, mereka juga mengkritik pemilihan moderator yang kala itu jatuh kepada Chris Wallace dari Fox News.

"Chris mengalami malam yang sulit," tulis Donald Trump pada Rabu pagi di Twitter, menyebut debat tersebut sebagai pertarungan ‘dua lawan satu’.

Komisi debat membela Wallace, dan berterima kasih padanya atas profesionalisme dan keterampilan yang dia bawa ke debat tadi malam. Adapun Donald Trump dan Joe Biden akan berdebat lagi Oktober ini.

FERDINAND ANDRE | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-usa-election-debates/next-trump-biden-debate-will-have-new-rules-to-aid-orderly-discussion-idUSKBN26L3DA?il=0

https://www.reuters.com/article/us-usa-election/debate-planners-vow-less-chaos-at-next-trump-biden-face-off-idUSKBN26L1SA?il=0

Berita terkait

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

1 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

1 hari lalu

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

Xenophobia sebagai fenomena psikologis melibatkan ketakutan, ketaksukaan, atau kebencian ke individu atau kelompok yang dianggap asing atau beda.

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

1 hari lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

2 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

5 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

6 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

6 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

7 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya