Normalisasi Dengan Israel Untungkan Bahrain Dalam Konflik Internal

Senin, 14 September 2020 10:33 WIB

Kota Manama, Bahrain, pada malam hari. Youtube

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar memandang kesepakatan normalisasi dengan Israel, walau kontroversial, memiliki keuntungan untuk Bahrain. Terutama, untuk memprkuat pengauhnya dalam melawan kelompok oposisi di dalam Bahrain.

"Aliansi baru dengan Israel berpotensi memperkuat Bahrain untuk menakhlukkan pemberontakan dan upaya menuju kemerdakaan serta demokrasi," ujar peneliti dari lembaga riset Al-Shabaka, Marwa Fatafta, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Senin, 14 September 2020.

Fatafta menjelaskan, Bahrain sudah lama menghadapi upaya pemberontakan dari oposisi dan warganya sendiri. Dan, hingga sekarang, belum ada tanda-tanda upaya tersebut akan menghilang.

Salah satu contoh pemberontakan terjadi pada peristiwa Arab Springs, 2011. Bahrain, kala itu, berhadapan dengan komunitas Shia yang menentang tindakan represif di sana. Untuk memukul balik mereka, Bahrain sampai meminta bantuan Arab Saudi untuk mengirimkan personil militer. Bahrain, kata Fatafta, tidak ingin hal itu terjadi lagi.

Hal senada disampaikan oleh Mouin Rabbani, peneliti dari Arab Studies Institute. Menurutnya, keputusan Bahrain melakukan normalisasi hubungan Israel pekan lalu akan memberinya jaminan untuk selalu dibantu ketika pemberontakan terjadi. Dan, kata Rabbani, salah satu bantuan itu bisa datang dari Amerika mengingat mereka yang berperan sebagai broker atas normalisasi yang ada.

"Lewat normalisasi, Bahrain telah memastikan dirinya memiliki sekutu yang berkomitmen untuk membantunya menjaga status quo dan mencegah pemberontakan apapun," ujar Rabbani perihal keuntungan yang diterima Bahrain.

"Musuh-musuh Bahrain kebanyakan adalah warganya sendiri," ujar Rabbani menambahkan.

Tak lama setelah Bahrain memutuskan normalisasi dengan Israel, pertentangan memang datang dari organisasi masyarakat dan kelompok oposisi. Salah satunya adalah Al Wefaq pimpinan Ayatollah Sheikh Isa Qassim, Ia, yang saat ini menetap di Iran, menyebut keputusan Bahrain menunjukkan mereka tidak berada di pihak rakyat.

"Ada jurang pemisah yang besar antara mereka yang memimpin dan dipimpin dalam hal pemikiran, tujuan, dan kepentingan. Pemerintah Bahrain telah takhluk secara psikologis dan membebankannya kepada rakyat," ujar Qassim.

ISTMAN MP | AL JAZEERA | REUTERS

News Link:
https://www.aljazeera.com/news/2020/09/cloneofbahrain-normalisation-deal-israel-2009131-200913194938123.html

Berita terkait

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

36 menit lalu

AS Tetapkan 5 Unit Keamanan Israel Lakukan Pelanggaran HAM sebelum Perang Gaza

Deplu Amerika Serikat telah menetapkan 5 unit keamanan Israel melakukan pelanggaran berat HAM sebelum pecah perang di Gaza

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

51 menit lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

1 jam lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

2 jam lalu

Isu Surat Penahanan ICC Bikin Israel Cemas, Berikut Fakta-fakta tentang Mahkamah Tersebut

ICC didirikan untuk mengadili kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, genosida dan kejahatan agresi.

Baca Selengkapnya

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

4 jam lalu

Pejabat Arab dan Muslim Serukan 'Sanksi Efektif' terhadap Israel

Pejabat Arab dan Muslim di Riyadh mendesak masyarakat internasional untuk menjatuhkan "sanksi efektif" terhadap Israel atas kejahatan perangnya.

Baca Selengkapnya

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

12 jam lalu

Presiden Mahmoud Abbas Khawatir Israel Usir Warga Tepi Barat usai Perang

Presiden Palestina Mahmoud Abbas khawatir, setelah menghancurkan Gaza, Israel mungkin mengusir warga Palestina di Tepi Barat ke Yordania.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

15 jam lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

16 jam lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya

Israel Ketar-ketir ICC Bakal Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu

19 jam lalu

Israel Ketar-ketir ICC Bakal Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel sedang menyiapkan skenario ihwal ICC yang dikabarkan berencana menangkap Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

19 jam lalu

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Dua menteri Israel secara terbuka menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan berkukuh akan menyrang Rafah

Baca Selengkapnya