Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Moskow, Russia, 1 Juli 2019. Pesawat terbang yang membawa tokoh oposisi Rusia, Alexei Navalny, 44 tahun terpaksa mendarat darurat di Siberia akibat Navalny mendadak jatuh sakit karena diduga diracun dalam penerbangannya hari ini. REUTERS/Tatyana Makeyeva
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perekonomian Jerman, Peter Altmaier, meragukan rencana negaranya menjatuhkan sanksi kepada Rusia terkait kasus Alexei Navalny. Hal itu menyusul makin kuatnya desakan terhadap Kanselir Jerman Angela Merkel untuk menghentikan proyek pipa gas Nord Stream 2 dengan Rusia.
Altmaier menegaskan bahwa pernyataannya bukan menandakan ia tidak peduli dengan kasus Alexei Navalny. Menurutnya, percobaan pembunuhan terhadap Alexei Navalny tetaplah hal yang pengecut. Namun, Ia ingin memastikan bahwa sanksi apapun yang diambil tidak menjadi hal yang kontraproduktif.
"Kita perlu mengklarifikasi kembali soal apa yang ingin dicapai dengan sanksi ini. Apakah ini hanya sekedar upaya untuk menghukum atau untuk mencapai sesuatu yang lebih positif," ujar Altmaier, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 8 September 2020.
Peter Altmaier melanjutkan, berdasarkan pengalamannya di politik, sanksi cenderung direspon dengan sikap politik yang lebih keras. Itulah kenapa, kata ia, dirinya meragukan pemberian sanksi kepada Rusia akan efektif.
"Saya tidak tahu apakah ada kasus di mana sebuah negara berubah sikap karena dikenai sanksi," ujar Peter Altmaier menegaskan.
Diberitakan sebelumnya, Alexei Navalny adalah kritikus asal Rusia yang tengah dirawat di Jerman karena percobaan pembunuhan dengan Novichok. Ia diyakini diracun oleh Rusia mengingat Alexei Navalny adalah oposisi yang vokal melawan Kremlin dan Novichok dikembangkan sejak zaman Uni Soviet.
Berbagai sanksi untuk Rusia tengah dipertimbangkan apabila mereka terbukti benar mencoba membunuh Alexei Navalny. Dari Jerman, sanksi yang tengah ditimbang adalah penghentian proyek pipa gas Nord Stream 2 yang sudah 90 persen rampung dan melintang dari Rusia.
Kepala Asosiasi Bisnis Jerman Timur, Michael Harms, enggan berkomentar soal apakah proyek Nord Stream 2 layak diberhentikan untuk menghukum Rusia. Namun, menurut dia, sudah terlalu sulit apabila proyek itu ingin dihentikan.
"Secara legal juga sulit. Segala perizinan aman dan kontraknya bersifat mengikat di lima negara," ujar Harms mengakhiri.