Trump Klaim Orang Kulit Putih Lebih Banyak Dibunuh Polisi

Rabu, 15 Juli 2020 14:00 WIB

Presiden A.S. Donald Trump menghadiri perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat atau Fourth of July di wilayang Gunung Rushmore di Keystone, South Dakota, AS, 3 Juli 2020. REUTERS/Tom Brenner

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump pada Selasa memuji departemen kepolisian AS dan mengecilkan kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam dengan mengatakan lebih banyak orang kulit putih yang terbunuh oleh polisi.

Selama wawancara dengan CBS News, Donald Trump ditanya kenapa orang kulit hitam masih diintimidasi oleh penegak hukum.

"Demikian juga orang kulit putih, begitu pula orang kulit putih. Itu pertanyaan yang buruk. Begitu juga orang kulit putih. Omong-omong, lebih banyak orang kulit putih (yang terbunuh). Lebih banyak orang kulit putih," jawab Trump, dikutip dari Reuters, 15 Juli 2020.

Kematian George Floyd, warga Afrika-Amerika, saat hendak ditahan polisi di Minneapolis pada 25 Mei telah memicu protes di seluruh Amerika Serikat dan memancing perhatian kekerasan polisi AS terhadap orang kulit hitam.

Menurut analisis Washington Post yang diperbarui pada hari Senin, setengah dari orang yang tewas oleh polisi berkulit putih, tetapi orang kulit hitam Amerika ditembak pada tingkat yang tidak proporsional. Orang kulit hitam terhitung kurang dari 13 persen dari populasi AS, tetapi dibunuh oleh polisi lebih dari dua kali lipat jumlah orang kulit putih Amerika, menurut analisis The Post.

Advertising
Advertising

Dikutip dari CNN, sebuah studi federal yang mengevaluasi data kematian antara 2009 dan 2012 karena kekuatan mematikan oleh penegak hukum, menemukan bahwa mayoritas korban berkulit Putih, tetapi jumlah yang tidak proporsional adalah orang kulit hitam, dengan tingkat kematian 2,8 kali lebih tinggi. Studi ini juga menemukan bahwa korban kulit hitam lebih mungkin tidak bersenjata daripada orang kulit putih.

Mural "Black Lives Matter" di sepanjang jalan 5th Avenue di depan Trump Tower yang dibuat Wali Kota New York Bill de Blasio bersama warga pada 9 Juli 2020. REUTERS/Mike Segar

Beberapa orang Amerika berpendapat bahwa protes Black Lives Matter telah memfitnah pasukan polisi.

Trump, berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, membela departemen kepolisian, mengatakan mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa.

"Anda tentu menemukan polisi yang nakal dan mengerikan, sama seperti yang Anda temukan di bidang apa pun, bisnis apa pun, dalam profesi apa pun," kata Trump.

Jeffery Robinson dari American Civil Liberties Union mengatakan bahwa komentar Trump adalah rasis.

"Rasisme Trump sangat absolut sehingga ia terus menolak memberikan pengakuan diam-diam terhadap epidemi kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam di Amerika," katanya.

Kerusuhan sosial baru-baru ini telah menimbulkan pertanyaan baru tentang pengibaran bendera pertempuran Konfederasi di daerah-daerah di negara itu, dan apakah patung yang dibangun untuk menghormati pemimpin Konfederasi selama Perang Sipil AS harus dipindahkan dari tempat umum.

Ditanya oleh CBS apakah bendera Konfederasi harus "diturunkan," Trump menjawab: "Saya tahu orang-orang yang menyukai bendera Konfederasi dan mereka tidak berpikir tentang perbudakan."

"Ini kebebasan berbicara," kata Trump.

Presiden A.S. Donald Trump menghadiri perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat atau Fourth of July di wilayang Gunung Rushmore di Keystone, South Dakota, AS, 3 Juli 2020. REUTERS/Tom Brenner

Selama penandatanganan perintah eksekutif untuk menghukum Cina atas UU Keamanan Nasional Hong Kong, Trump tidak menangani masalah rasisme secara langsung. Sebagai gantinya, membela polisi dan menyebut hanya sejumlah kecil kasus petugas polisi membunuh orang kulit hitam tidak bersenjata.

"Kasusnya sangat kecil," katanya. "Ini persentase yang sangat kecil."

Dalam beberapa minggu terakhir, Trump memuji polisi daripada menangani reformasi kepolisian. Minggu ini, misalnya, Gedung Putih mengadakan pertemuan meja bundar dengan orang-orang Amerika yang menceritakan bagaimana mereka dibantu oleh polisi.

Trump juga mengkritik Black Lives Matter dan membela simbol-simbol Konfederasi. Awal bulan ini, Presiden Trump menyebut gerakan Black Lives Matter sebagai "simbol kebencian," beberapa hari setelah me-retweet dan kemudian menghapus video yang menyertakan pendukung Florida berteriak "White Power".

Gedung Putih menyatakan bahwa Trump tidak mendengar pendukung mengatakan teriakan White Power, yang melambangkan supremasi orang kulit putih.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

15 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

23 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

26 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

30 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

31 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

36 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

37 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

40 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya