Presiden Emmanuel Macron Memperkuat 3 Kementerian Hadapi Corona

Selasa, 7 Juli 2020 10:00 WIB

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pidato di istana Elysee di Paris, Prancis, 11 Januari 2019. [Ian Langsdon / Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Prancis membentuk tiga kementerian super yang akan berada di garda depan upaya pemulihan negara itu dari pandemik virus corona. Langkah Presiden Prancis, Emmanuel Macron, tersebut sekaligus diharapkan bisa membangun kekuatan mempertahankannya dari kursi kepresidenan.

Dalam reshuffle kabinet, presiden dan perdana menteri barunya, Jean Castex, menempatkan fokus pada penanggulangan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan menghadapi pandemi virus corona. Kepala staf Macron, Alexis Kohler mengatakan Bruno Le Maire akan tetap memimpin Kementerian Keuangan.

Le Maire mendapat tugas membawa Prancis keluar dari depresi ekonomi terburuk dalam beberapa dasawarsa. Dia pun kini dipercaya memegang kendali penuh anggaran pengeluaran Prancis.

Sejumlah pengunjung menggunakan masket saat mengunjungi menara Eiffel yang telah dibuka kembali di Paris, Prancis, 25 Juni 2020. Menara Eiffel terpaksa ditutup selama berbulan-bulan karena pandemi virus corona. REUTERS/Charles Platiau

Sedangkan Elisabeth Borne, yang berhasil menciptakan perubahan di kereta api Prancis, dipercaya memegang tanggung jawab di Kementerian Sosial dan Buruh.

Advertising
Advertising

Kinerja Presiden Macron dalam mengatasi angka pengangguran tengah mendapat sorotan. Macron sedang berupaya memulihkan hubungan dengan serikat pekerja dan para pemilih Prancis, setelah terjadi gelombang protes.

Mantan politisi Partai Hijau, Barbara Pompili, akan menjalankan kepemimpinan di Kementerian Lingkungan Prancis. Pompili akan mengawasi energi dan perumahan karena Macron lebih menekankan pada kebijakan hijau untuk mendorong pemulihan ekonomi dan membangun masa depan yang berkelanjutan bagi perusahaan-perusahaan, seperti Air France dan Renault.

Resuffle kabinet ini terjadi delapan hari setelah partai yang dipimpin Macron menerima kekalahan dalam pemilihan local. Sebaliknya suara untuk Partai Hijau di kota-kota besar seperti Lyon, Bordeaux dan Strasbourg mengalami kenaikan.

Macron, 42 tahun naik ke kursi kekuasaan pada 2017. Ketika itu dia berjanji akan memotong pajak perusahaan dan melonggarkan regulasi untuk mendorong pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja. Saat yang sama, dia ingin melindungi kelompok-kelompok rentan. Tetapi depresi terburuk dalam beberapa dasawarsa telah membalikkan beberapa pencapaian dan menyisakan Macron waktu 21 bulan untuk meyakinkan para pemilih Pranics bahwa reformasinya akan membuat mereka lebih baik.

Sebelum Resuffle dilakukan, Macron mengatakan janji-janji kampanyenya pada 2017 tetap penting bagi kebijakannya. Namun mereka harus beradaptasi dengan gejolak internasional dan krisis yang dialami sehingga jalan baru harus diambil.

ADITYO NUGROHO | REUTERS

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

58 menit lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

7 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

11 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

11 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

17 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

25 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

25 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

26 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya