Ribuan Warga Israel Protes Rencana Pencaplokan Tepi Barat

Minggu, 7 Juni 2020 09:30 WIB

Warga Israel berdemonstrasi memprotes rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat milik Palestina, di Tel Aviv, Israel 6 Juni 2020. [REUTERS / Amir Cohen]

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan orang warga Israel berunjuk rasa pada Sabtu menentang rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mencaplok Tepi Barat, wilayah yang diperjuangkan Palestina untuk negara merdeka.

Mereka berdemo mengenakan masker dan menjaga jarak fisik satu sama lain di bawah pembatasan virus corona, sambil mambawa spanduk "Tidak untuk aneksasi, tidak untuk pendudukan, ya untuk perdamaian dan demokrasi".

Beberapa pendemo terlihat mengibarkan bendera Palestina.

Menurut laporan Reuters, 7 Juni 2020, demonstrasi itu diorganisir oleh kelompok-kelompok sayap kiri dan bukan gerakan populer, karena sekitar setengah dari warga Israel mendukung aneksasi, menurut jajak pendapat baru-baru ini.

Penyelenggara juga menayangkan video pidato Senator Demokrat AS A. Bern Sand Sanders.

Advertising
Advertising

"Tidak pernah lebih penting untuk membela keadilan, dan untuk memperjuangkan masa depan yang kita semua pantas dapatkan," kata Sanders dalam video. "Terserah kita semua untuk berdiri di hadapan para pemimpin otoriter dan membangun masa depan yang damai bagi setiap warga Palestina dan setiap warga Israel."

Dikutip dari Times of Israel, puluhan petugas mengamankan demonstrasi itu setelah polisi mengatakan jumlah peserta akan dibatasi 2.000 orang, meskipun surat kabar Haaretz melaporkan 6.000 orang ikut dalam aksi itu dan menyebutnya sebagai protes terbesar di Israel sejak awal pandemi virus corona.

Demonstrasi ini diselenggarakan oleh partai sayap kiri Meretz dan faksi Hadash komunis dari koalisi Joint List mayoritas-Arab, bersama dengan beberapa kelompok hak sayap kiri lainnya.

Anggota parlemen Nitzan Horowitz, ketua partai Meretz, mengatakan kepada massa bahwa pencaplokan akan menjadi "kejahatan perang" dan akan menelan biaya jutaan dolar Israel karena ekonomi sudah goyah karena pandemi.

"Kita tidak bisa mengganti pekerjaan puluhan tahun dengan apartheid yang akan bertahan selamanya," teriak Horowitz. "Ya untuk dua negara untuk dua masyarakat, tidak untuk kekerasan dan pertumpahan darah," lanjutnya. "Tidak untuk aneksasi, ya untuk kedamaian."

Horowitz menyebut Menteri Pertahanan Benny Gantz, Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi dan Menteri Ekonomi Amir Peretz, sebagai pengecut dan berkhianat ke kubu lain.

Tiga anggota parlemen kiri-tengah itu telah berjanji untuk tidak duduk dalam pemerintahan dengan Netanyahu, dengan alasan dakwaan korupsi Netanyahu, tetapi setelah pemilihan ketiga Israel yang tidak meyakinkan pada bulan Maret, mereka setuju untuk bergabung dengannya dalam koalisi.

Kesepakatan koalisi yang ditandatangani antara partai Likud Netanyahu dan partai Biru Putih Benny Gantz, memungkinkan perdana menteri untuk mulai bergerak maju dengan agenda pencaplokan. Bagian-bagian dari Tepi Barat tempat Israel akan memperluas cengkeramannya adalah salah satu janji Presiden AS Donald Trump dalam proposal rencana perdamaian Timur Tengah AS.

Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa jika terpilih kembali, ia akan memperluas tanah jajahan Israel atas Lembah Yordan, 10 September 2019. [Avshalom Sassoni / Jerusalem Post]

Palestina menginginkan negara merdeka di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza, wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967.

Netanyahu telah menetapkan 1 Juli sebagai tanggal untuk mulai memajukan rencananya untuk mencaplok permukiman Israel dan Lembah Yordan di Tepi Barat, dengan harapan mendapat lampu hijau dari Washington.

Presiden AS Donald Trump telah meluncurkan rencana perdamaian yang mencakup Israel menjaga permukimannya dan Palestina mendirikan negara di bawah persyaratan yang ketat.

Palestina telah menolak proposal tersebut dan menyuarakan kemarahan terhadap aneksasi yang diusulkan Israel.

Beberapa negara Eropa, Arab, dan PBB, memperingatkan Israel untuk tidak mencaplok Tepi Barat yang diisi oleh permukiman Israel ilegal, dan memperingatkan dampak kekerasan setelah aneksasi.

Berita terkait

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

2 jam lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

3 jam lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya

Israel Ketar-ketir ICC Bakal Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu

6 jam lalu

Israel Ketar-ketir ICC Bakal Terbitkan Surat Penangkapan Netanyahu

Israel sedang menyiapkan skenario ihwal ICC yang dikabarkan berencana menangkap Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

7 jam lalu

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Dua menteri Israel secara terbuka menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan berkukuh akan menyrang Rafah

Baca Selengkapnya

Israel Gempur Rafah Menjelang Pembahasan Gencatan Senjata, 13 Tewas

7 jam lalu

Israel Gempur Rafah Menjelang Pembahasan Gencatan Senjata, 13 Tewas

Sebanyak 13 warga Palestina tewas dalam serangan Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

8 jam lalu

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

8 jam lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hamas Soal Proposal Gencatan Senjata dari Israel: Tak Masalah

8 jam lalu

Hamas Soal Proposal Gencatan Senjata dari Israel: Tak Masalah

Sumber di Hamas mengatakan tak ada masalah dalam proposal gencatan senjata yang diajukan Israel.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

9 jam lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

9 jam lalu

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza

Baca Selengkapnya