Penasihat Trump Berbeda Soal Demonstrasi Rusuh George Floyd

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 2 Juni 2020 06:01 WIB

Ratusan orang mengikuti aksi solidaritas untuk George Floyd, di Trafalgar Square, London, Inggris, Ahad, 31 Mei 2020. Aksi yang berawal dari kota Minneapolis, AS kini berlangsung di sejumlah negara dengan peserta dari beragam latar belakang. REUTERS/John Sibley

TEMPO.CO, Washington – Sejumlah perbedaan pendapat muncul di tengah penasehat dan sekutu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, soal cara menanggapi kasus tewasnya pria kulit hitam George Floyd dan kerusuhan massal yang terjadi setelahnya.

Sebagian menasihati Trump agar berpidato kepada rakyat dan meminta semua pihak bersikap tenang.

“Namun, sebagian lain mengatakan Trump harusnya mengecam kerusuhan dan penjarahan dengan lebih kuat atau berisiko kehilangan pendukung menjelang pilpres pada November nanti,” begitu dilansir CNN pada Ahad, 1 Juni 2020.

Trump telah mengadopsi kedua pendekatan ini dalam menanggapi aksi demonstrasi protes atas tindakan kekerasan oleh polisi terhadap George Floyd, yang berujung fatal.

Trump, misalnya, muncul berpidato meminta semua pihak bersikap tenang.

Advertising
Advertising

Namun lewat Twitter, dia menggunakan pilihan kata yang keras.

Dia tampaknya juga meminta massa pendukungnya berdemonstrasi di depan Gedung Putih pada Sabtu kemarin sebagai bentuk kontra-protes.

Namun, sejumlah penasihat meminta Trump menghindari penggunaan retorika keras.

Ini terjadi setelah Trump mencuit bahwa,’Setelah penjarahan terjadi, maka penembakan dimulai.’

Penasihat mengatakan pilihan kata seperti itu tidak layak dilakukan seorang Presiden dan hanya memanaskan situasi.

Dalam rapat dengan staf pada Jumat kemarin, penasihat Trump untuk urusan domestik, Brooke Rollins, mengatakan pemerintah perlu melakukan tindakan terukur untuk menangani kerusuhan yang terjadi pada malam sebelumnya.

Saran ini juga disampaikan oleh menantu Trump yaitu Jared Kushner, yang juga anggota penasihat senior.

Sejumlah penasihat merasa khawatir dan berharap menghindari kejadian Charlottesville pada 2017 lalu.

Saat itu kelompok sayap kanan supremasi kulit putih, Unite The Right berdemonstrasi dan bentrok dengan massa penolak, yang menggelar demonstrasi damai.

Saat itu, Trump terkesan membela kelompok kulit putih dengan mengatakan ada orang baik di kedua pihak.

Trump juga menyalahkan bentrok yang terjadi itu kepada banyak pihak.

Belakangan Trump mengatakan pernyataannya soal penembakan bisa terjadi jika kerusuhan terjadi hanyalah pernyataan dan bukan ancaman.

Namun, Trump mengulangi penggunaan kata-kata keras keesokan harinya dengan mengatakan ada anjing galak dan senjata mematikan siap menyambut demonstran jika memasuki pagar Gedung Putih.

Sebagian penasihat mengatakan jika Trump tidak mengecam aksi protes dan penjarahan yang terjadi terkait protes atas tewasnya George Floyd, maka dia bisa kehilangan dukungan.

Dukungan yang hilang ini bisa berasal dari kalangan perempuan menengah atas yang tinggal di pinggir kota atau suburban.

Ada penasihat Trump yang memintanya mengecam keras coret-coretan di dinding gedung, penjarahan pusat perbelanjaan Target, dan pembakaran mobil dan ban di sejumlah kota saat dermonstrasi terkait tewasnya George Floyd.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

5 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

16 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

7 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

7 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

8 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

13 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

14 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

14 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

14 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya