TEMPO.CO, Jakarta - Protes yang menyatakan dukungan terhadap Palestina, meningkat di sejumlah universitas di Amerika Serikat. Demonstrasi meletus di Universitas Southern California pada hari Rabu, 24 April 2024 dan di Texas. Ketegangan terjadi antara mahasiswa dan polisi yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara, dan lebih dari 20 orang ditahan.
Ini adalah konfrontasi terbaru antara penegak hukum dan mahasiswa yang marah atas meningkatnya jumlah korban tewas dalam perang Israel melawan Hamas.
Gerakan ini dimulai di Universitas Columbia di New York di mana puluhan penangkapan dilakukan pekan lalu. Penangkapan dilakukan setelah otoritas universitas memanggil polisi untuk memadamkan pendudukan yang menurut mahasiswa Yahudi mengancam dan anti-semit. Para pengunjuk rasa terus bertahan dengan berkemah di kampus Universitas Columbia, untuk mendukung Palestina.
Ketua DPR AS Mike Johnson menyatakan Garda Nasional perlu dilibatkan untuk menangani demonstran. "Jika demonstrasi tidak segera diatasi maka ini adalah waktu yang tepat bagi Garda Nasional," ujarnya.
Dia meminta Presiden AS Joe Biden mengambil tindakan dan memperingatkan bahwa demonstrasi tersebut menyasar para pelajar Yahudi di Amerika Serikat.
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Biden mendukung kebebasan berpendapat. “Presiden percaya bahwa kebebasan berpendapat, berdebat dan non-diskriminasi di kampus adalah hal yang penting,” katanya kepada wartawan.
Para demonstran, termasuk sejumlah mahasiswa Yahudi, telah menyangkal adanya anti-semitisme. Namun para pendukung pro-Israel dan pihak lain yang khawatir dengan keamanan kampus, menunjuk pada insiden anti-semit dan berpendapat bahwa kampus mendorong intimidasi dan ujaran kebencian.