TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin memutuskan untuk tetap melonggarkan lockdown walaupun jumlah kasus virus Corona (COVID-19) di Rusia meningkat tajam. Putin menjelaskan, resiko itu ia ambil karena ia tidak bisa membiarkan angka pengangguran, akibat pandemi, terus meningkat.
"Lockdown akan mulai dilonggarkan mulai Selasa ini. Akibat pandemi virus Corona, angka pengangguran telah meningkat hingga 1,4 juta per bulan. Hal itu tak bisa dibiarkan," ujar Putin dalam keterangannya sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 11 Mei 2020.
Putin menegaskan bahwa pelonggaran lockdown di Rusia akan dilakukan secara bertahap seperti negara-negara Eropa lainnya. Selain itu, setiap kawasan di Rusia diperbolehkan untuk menyesuaikan pelonggaran berdasarkan situasi dan kondisi masing-masing.
Moskow, misalnya, belum akan mengubah kebijakan lockdownnya hingga 31 Mei nanti. Sebab, lebih dari 50 persen total kasus di Rusia disumbangkan oleh Moskow. Dalam 24 jam terakhir, jumlah kasus di Moscow bertambah 6.169 atau total menjadi 115.909.
Putin menambahkan bahwa acara-acara yang mengumpulkan publik dalam jumlah besar tetap dilarang. Selain itu, warga yang berusia di atas 65 tahun akan tetap diminta bertahan di rumah mengingat pandemi belum sepenuhnya usai.
"Semua pendekatan yang telah kami ambil dalam menangani Corona memungkinkan kita melangkah ke tahap selanjutnya dan mulai melonggarkan lockdown," ujar Putin.
Diberitakan sebelumnya, jumlah kasus virus Corona (COVID-19) di Rusia bertambah 11.656 kasus dalam 24 jam terakhir. Saat ini, total, Rusia memiliki 221.344 kasus.
Dengan 221.344 kasus, Rusia berada di posisi ketiga dalam hal negara paling terdampak virus Corona. Di atasnya terdapat Spanyol dengan 264.663 kasus dan Amerika dengan 1.367.638 juta kasus.